Bantaeng - Pembangunan rumah untuk korban terdampak banjir di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan saat ini tengah dibangun. Sebanyak 68 korban terdampak banjir bandang pada 12 Juni lalu, rumahnya mengalami rusak parah bahkan ada yang roboh.
Sudah ada progres 30 persen, sudah ada tiga unit yang terbangun.
Kepala seksi rumah swadaya dan rumah umum Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKP2) Kabupaten Bantaeng, Edwin Taufiq menuturkan, 68 korban terdampak banjir ini menjadi prioritas Pemkab Bantaeng untuk dibangunkan. Edwin menyebut, sejauh ini sudah ada tiga unit yang terbangun.
"Sudah ada progres 30 persen, sudah ada tiga unit yang terbangun," kata Edwin, Selasa, 11 Agustus 2020.
Baca juga:
- Air Sungai Tiba-tiba Meluap, Warga Bantaeng Panik
- Banjir Bantaeng Menyeret Rumah Warga ke Jalan
- Satu Warga Bantaeng Meninggal Terseret Arus Banjir
Dia menjelaskan, terdapat empat kategori rumah yang terdampak banjir. Keempat kategori tersebut yaitu rumah roboh, rusak parah, rusak sedang dan rusak ringan. Hanya saja tidak semua warga yang terdampak banjir itu bisa mendapat bantuan lantaran keterbatasan anggaran.
Edwin menyebut bahwa total keseluruhan rumah terdampak banjir itu ada sebanyak 1700 unit. Namun melihat kategori tersebut, sehingga yang layak mendapat bantuan hanya sebanyak 68 unit rumah, itupun bagi warga yang berpenghasilan rendah.
Disebutkan pula, 68 unit itu masing-masing kategori roboh sebanyak sembilan unit dan 59 unit berkategori rusak parah.
"1700 cuman bantuan itu terbatas anggarannya, cuman Rp 2,3 miliar. Ada kategori roboh, rusak berat, sedang dan ringan, jadi yang kita sentuh itu kategori roboh dan rusak berat sesuai dengan anggaran yang tersedia," jelasnya.
Kendati demikian, Edwin memastikan bahwa warga yang masuk dalam kategori rusak ringan tetap mendapat bantuan. Namun bantuan itu belum bisa terealisasi saat ini lantaran anggaran yang digunakan nantinya berasal dari Dana Alokasi Khusus atau DAK.
"Adapun yang kategori sedang nanti kami sentuh di cadangan DAK yang sementara ini diverifikasi," kata dia.
Rumah bantuan yang dikerjakan ini, kata dia, sesuai dengan standar rumah sehat. Menurutnya rumah warga di bantaran sungai yang terdampak banjir itu tidak sesuai dengan standar tersebut.
"Kita pakai standar rumah sehat. Rumah yang tidak mempunyai MCK atau septic tank. Rata-rata yang kita bantu tinggal di bantaran sungai dia langsung membuang ke sungai jadi kita buatkan septik tank sehingga masuk rumah sehat," jelas dia. []