Rudal Jelajah Filipina Beri Sinyal Serangan Balik ke China

Filipina beli rudal canggih jelajah anti-kapal disebut analis sebagai tekad baru untuk menghadapi China dalam sengketa maritim
Ilustrasi: Misil supersonik Brahmos, hasil kerjasama antara India dan Rusia (Foto: voaindonesia.com/VOA)

Jakarta – Para pemimpin Filipina meneruskan pembelian rudal canggih jelajah anti-kapal dalam apa yang oleh para analis dipandang sebagai tekad baru untuk menghadapi China dalam sengketa maritim dan semakin mendekatkan diri pada sekutu tradisional Manila, Amerika Serikat (AS).

Filipina membuat kesepakatan pada Januari untuk memperoleh rudal BrahMos dari usaha patungan Rusia-India. Langkah ini mengikuti persetujuan Manila pada Juli 2021 untuk mempertahankan perjanjian kunjungan pasukan Amerika, yang memungkinkan penjualan senjata, pembagian intelijen, dan akses pasukan AS ke bumi Filipina untuk latihan militer.

Filipina adalah bagian dari jaringan negara-negara pro-Amerika di Asia Timur, tetapi Presiden Rodrigo Duterte menantang aliansi Amerika pada tahun 2016 dengan berusaha menjalin hubungan persahabatan dengan negara adidaya Asia China, yang dia puji sementara dia mengkritik pengaruh Amerika di negaranya. Serangkaian sengketa wilayah di Laut China Selatan telah meredakan ambisi Duterte selama empat tahun terakhir.

“Dia tidak suka diremehkan otoritasnya, diremehkan egonya dan diremehkan kedaulatan negaranya, dan dia menghadapi itu semua,” kata Carl Thayer, profesor emeritus ilmu politik di University of New South Wales di Australia. “Jadi, saya kira yang ada dalam benaknya – ‘kami menentang Amerika Serikat pada awalnya dan kemudian itu tidak berhasil dengan China’ – jadi dia menghukum mereka (China).”

BrahMos Aerospace Private Ltd. mengumumkan penandatanganan kontraknya dengan Departemen Pertahanan Nasional Filipina dalam siaran pers 28 Januari 2022 di situs webnya.

Kantor Berita Filipina yang dikelola pemerintah Manila melaporkan seminggu sebelumnya bahwa kesepakatan itu bernilai 375 juta dolar AS dan bahwa dua unit peluncur rudal akan tersedia bagi militer Filipina untuk misi pertahankan pantainya.

demo di kedubes china di manilaAktivis saat protes di luar konsulat China di Makati, Manila, Filipina, 24 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Aaron Favila)

Para ahli mengatakan angkatan bersenjata Filipina, yang sejak delapan tahun lalu melakukan modernisasi di laut kemungkinan akan menggunakan rudal untuk mencegah Beijing menggunakan penjaga pantai, angkatan laut dan kapal penangkap ikan di Laut China Selatan, di sebelah barat Pulau Luzon dan selatan Hong Kong.

Rudal BrahMos memiliki jangkauan 290 kilometer dan dirancang menjelajah dengan kecepatan sekitar tiga setengah kali lebih cepat daripada rudal jelajah subsonik Harpoon Amerika. Filipina adalah negara pembeli pertama sistem rudal itu di luar India, menurut data Stockholm International Peace Research Institute (Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm) (lt/ah)/voaindonesia.com. []

Konflik Filipina dan China Memanas di Laut China Selatan

Filipina Kerahkan Kapal Patroli Hadapi Sengketa dengan China

Amerika Dukung Filipina di Perseteruan Laut China Selatan

200 Armada Kapal Ikan China Bikin Filipina Khawatir

Berita terkait
China Blokir Kapal Filipina di Laut China Selatan
Dua kapal Filipina bawa persediaan makanan untuk tentara di kawasan Second Thomas Shoal diduga diblokir oleh penjaga pantai China
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya