Roti Buaya dalam Pernikahan Betawi, Ini Sejarahnya

Lelaki tidak setia diidentikkan buaya darat. Tapi kenapa masyarakat Betawi justru menjadikan roti buaya sebagai simbol pernikahan? Ini sejarahnya.
Roti Buaya, simbol kesetiaan dalam pernikahan Betawi. (Foto: Instagram/sritanjungpizzacake)

Jakarta - Mendengar kata ‘buaya’ mungkin ada yang berpikir, terutama perempuan, tentang konotasi negatif yakni buaya darat pada laki-laki karena perilaku tidak setia. Tapi bagaimana kalau seekor buaya muncul di acara pernikahan terutama dalam budaya Betawi? Ya, buaya tersebut hadir dalam wujud roti. 

Roti buaya sudah tidak asing di telinga kita dan mungkin menjadi simbol masyarakat Betawi. Tapi tahukah Anda, kenapa hewan yang dipilih adalah buaya, bukan singa atau ikan hiu? Rupanya ada makna tersendiri di balik terpilihnya hewan ini menjadi salah satu makanan yang digemari banyak orang. Rupanya buaya sendiri memiliki sikap setia kepada pasangannya.

Buaya jantan tidak akan berpaling ke betina lain, begitupun sebaliknya. Bahkan, buaya jantan akan melindungi si betina yang hendak bertelur, kemudian si jantan akan menjaga telur-telur tersebut hingga tiba waktunya bayi-bayi buaya menetas.

Penelitian selama 10 tahun oleh Rockefeller Wildlife Refuge di Louisian membuktikan 70 persen lebih buaya betina akan mencari pasangan yang sama saat musim kawin tiba. Apabila si betina yang lebih dulu mati, si jantan tidak akan kawin lagi atau mencari pasangan baru.

Roti BuayaIlustrasi - Dua mempelai dalam pernikahan Betawi, memegang roti buaya. (Foto: Instagram/@elsafitriansyah)

Sejarah Roti Buaya

Pada mulanya roti buaya disiapkan untuk menyaingi orang-orang Eropa yang kala itu menunjukkan cinta dengan cara memberi bunga pada lawan jenis. Masyarakat Betawi kala itu menginginkan sebuah simbol baru untuk menunjukkan perasaan pada lawan jenis. Maka dipilihlah roti dengan bentuk buaya ini karena sifatnya yang setia pada satu pasangan.

Buaya merupakan hewan yang unik. Pada saat musim kawin tiba, selalu memilih pasangan yang sama. Dari sinilah masyarakat Betawi percaya hal tersebut secara turun menurun. Roti buaya yang dibuat biasanya sepasang. Ukuran roti buaya betina biasanya lebih kecil dibandingkan yang jantan.

Biasanya dalam roti buaya betina juga ditambah dengan roti buaya kecil terletak di atas punggung atau di sampingnya yang bermakna kesetiaan hingga ke anak cucu.

Awalnya roti buaya dibuat dengan tekstur keras, cenderung untuk tidak dikonsumsi. Roti keras ini memiliki filosofi tersendiri, yakni menandakan nantinya pasangan akan langgeng hingga maut menjemput. Namun seiring berkembangnya zaman, tekstur roti buaya berubah menjadi empuk seperti roti pada umumnya. Dan roti buaya pun setelah selesai acara pernikahan akan dibagikan kepada para tamu dengan harapan dapat segera menyusul menikah.

“Iya waktu dulu pas saya menikah mah rotinya keras, beda sama zaman sekarang. Kemarin pas anak saya mantenan, roti buayanya empuk, terus ada cokelatnya. Kalau dulu mah rotinya cuma buat pajangan di ruang tamu, terus pas nanti acara nikahannya selesai baru dipindahkan ke kamar ke atas lemari. Ngejedog bae dah tuh roti sampai busuk. Kalau sekarang kan begitu acaranya selesai langsung dimakan ramai-ramai," tutur Sahro, seorang warga Betawi kepada Tagar pertengahan Desember 2019.

.

Roti BuayaRoti buaya dalam oven. (Foto: Instagram/@jimboybakery)

Tagar mengunjungi pabrik roti Piki di kawasan Cinere, Depok, menanyakan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat roti buaya.

Bahan Roti Buaya

  • 700 gram tepung terigu protein tinggi
  • 300 gram tepung terigu protein sedang
  • 285 ml air dingin
  • 65 gram susu bubuk
  • 100 ml susu cair
  • 10 gram garam
  • 250 gram gula pasir
  • 10 gram pengembang
  • 7 gram baking powder
  • 20 gram ragi instan
  • 7 gram alfaga atau penghalus roti
  • 150 gram mentega
  • 75 gram margarin
  • 5 butir kuning telur
  • 2 putih telur

Bahan Olesan

  • Susu evaporated secukupnya
  • Margarin secukupnya

Cara Membuat

  • Masukkan tepung terigu protein tinggi dan sedang, susu bubuk, ragi instan, kuning dan putih telur, air dingin, gula pasir, serta susu cair. Campur semua bahan menjadi satu, uleni hingga kalis atau tidak lengket.
  • Kemudian masukkan margarin, garam dan mentega sembari terus diuleni hingga adonan menjadi kalis dan elastis. Bentuk menjadi bulat terlebih dahulu, kemudian diamkan selama kurang lebih 30 menit atau hingga adonan menjadi dua kali lebih besar.
  • Kempiskan adonan, lalu potong dan timbang adonan sesuai selera. Diamkan kembali selama 15 menit.
  • Selepas itu, bentuk adonan menyerupai buaya.
  • Oleskan loyang dengan margarin hingga merata. Taruh adonan roti buaya ke atas loyang. Diamkan selama satu jam, kemudian olesi adonan roti buaya dengan margarin dan susu evaporated hingga merata.
  • Selanjutnya masukkan ke dalam oven dan panggang dengan suhu api di atas 180 derajat celcius, dan api di bawah 200 derajat celcius selama 30 menit sampai matang dan berwarna kecoklatan kemudian angkat.
  • Roti buaya siap disajikan

Roti BuayaRoti Buaya. (Foto: Instagram/@hendri_ebel)

Puji, karyawan pabrik roti Piki, mengatakan biasanya yang memesan roti buaya adalah orang Betawi yang akan menikah. "Terus kadang dia suka request isi roti buayanya, apa kismisnya minta agak banyak. Terakhir yang memesan itu kira-kira tiga bulan lalu, dia minta isian cokelat." 

Ditanya kesulitan dalam membuat roti buaya, Puji mengatakan kesulitan pasti ada. Kadang adonan tidak mirip buaya. Kadang pas dioven jadi bantat adonannya, suhu oven kegedean. 

Pabrik roti Piki berdiri sejak 2011. Di sini harga roti buaya bervariasi, Rp 40.000 sampai Rp 70.000 tergantung ukuran.

Nah, tradisi pernikahan menggunakan roti buaya masih berlanjut hingga saat ini di tengah masyarakat Betawi. Meskipun terdapat beberapa perubahan seperti tekstur roti yang tadinya keras dan tidak bisa dimakan menjadi lembut dan bisa dimakan, namun tidak mengurangi makna filosofis yang terkandung di dalamnya. [] 

(Dimas Wijanarko)

Baca juga:

Berita terkait
Rekomendasi Kuliner Kaki Lima di Malam Tahun Baru
Menyantap kuliner kaki lima di malam tahun baru selalu menjadi pilihan menarik, harga pas di kantong menambah syahdu saat menyantap makanan.
Lima Kuliner Legendaris Viral di Surya Kencana Bogor
Bogor tidak hanya dikenal dengan wisata, tetapi ada sejumlah kuliner legendaris yang juga nikmat dan lezat.
Sejarah dan Resep 25 Kuliner Bandung
Setiap makanan menyimpan cerita. Ini sejarah dan resep 25 kuliner Bandung. Anda bisa memasak sendiri di rumah, menikmati bersama keluarga tercinta.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.