Bandung, (Tagar 11/11/2017) - Partai Persatuan Pembangunan atau PPP mempertanyakan sikap bersikukuh Golkar yang terus mendorong Ridwan Kamil memutuskan lebih memilih Daniel Muttaqien dibandingkan Uu Ruzhanul Ulum. Padahal Golkar baru masuk koalisi dan tidak mengindahkan mekanisme musyawarah anggota koalisi.
“Golkar tiba-tiba gabung dan tunjuk Daniel itu dasarnya apa? Pengalaman Daniel apa? Dan bagaimana soal polemik di tubuh Golkar gara-gara Golkar gabung ke koalisi RK dan usung Daniel?” tutur Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Romahurmuziy, atau Romy, saat dihubungi Tagar di Bandung, Sabtu (11/11).
Lebih lanjut dia menjelaskan, meskipun anggota koalisi pengusung RK menyambut baik gabungnya Golkar, tetapi tidak elok Golkar tiba-tiba memaksa kadernya jadi pendamping Ridwan Kamil, karena tentu harus ada kesepakatan dari anggota koalisi sebelumnya.
“Toh, tanpa adanya penambahan dukungan Partai Golkar, Ridwan Kamil tetap bisa maju di Pilgub Jabar 2018 nanti. Jadi, tanpa Golkar atau ada Golkar di koalisi ini tetap tidak mempengaruhi kuota, karena sudah
dipenuhi PPP,” jelasnya.
PPP Berharap RK Pilih Uu
Adapun PPP saat ini berharap Ridwan Kamil lebih memilih Uu Ruzhanul Ulum dibandingkan Daniel Muttaqien sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat. Pasalnya, posisi PPP sebagai penentu atau pelengkap RK dalam memenuhi persyaratan kuota koalisi, yang akhirnya bisa mendapatkan tiket untuk melaju di Pilgub Jabar 2018.
“Kita (PPP) berharap Ridwan Kamil lebih mempertimbangkan posisi PPP di koalisi yang lebih dahulu bergabung dibandingkan Partai Golkar yang baru gabung, dan gabungnya itu pun menuai masalah diinternal Golkar sendiri,” terangnya.
Selain itu, lanjut Romahurmuziy, meskipun dari aspek bargaining position atau daya tawar Partai Golkar lebih tinggi dibandingkan dengan PPP yang hanya memiliki 9 kursi dibandingkan Golkar yang memiliki 17 kursi di DPRD Jawa Barat.
“Namun dari aspek kekuatan, koalisi Partai Nasdem, PKB dan PPP sudah kuat dan memenuhi persyaratan,” katanya. (fit)