Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memahami lima sila Pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia.
Presiden (Jokowi) enggak ngerti Pancasila, dia hapal tapi enggak paham. Kalau dia paham dia enggak berutang, kalau dia paham dia enggak naikin BPJS.
Menurutnya, apabila Presiden RI ke-7 itu menyelami Pancasila, maka tidak akan melanggar Undang-undang (UU) tentang lingkungan hidup, serta bisa menyejahterakan rakyat tanpa berutang.
Baca juga: Munas Golkar Aklamasi Kembali ke Zaman Orde Baru?
"Jadi sekali lagi, polisi Pancasila atau Presiden (Jokowi) enggak ngerti Pancasila, dia hapal tapi enggak paham. Kalau dia paham dia enggak berutang, kalau dia paham dia enggak naikin BPJS, kalau dia paham dia enggak melanggar UU Lingkungan," kata Rocky.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One. Dia menilai bahwa Pancasila gagal sebagai ideologi karena sila-sila di dalamnya bertentangan.
Rocky kemudian pamer, dia sempat menulis risalah panjang-lebar di majalah Prisma dengan riset akademis yang kuat, bahwa Pancasila bukan ideologi dalam pengertian akademik.
Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) itu berujar, dalam diskursus akademis tersebut, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, ia interpretasikan, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya bermakna kalau diorientasikan ke langit.
"Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa menghadap langit, itu namanya humanisme tu. Lalu saya berbuat baik supaya masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu," kata dia seperti dilihat Tagar, Rabu, 4 Desember 2019.
"Sila kelima Keadilan Sosial. Versi siapa? Liberalisme? Libertarianisme. Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh saja. Diisi dengan islamisme boleh saja. Karena tidak ada satu keterangan final tentang isi dari keadilan sosial itu," ucapnya.
Baca juga: Ancang-ancang Akbar Tandjung, Golkar Salip PDIP
Menurutnya, tidak ada orang yang Pancasilais di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi sendiri. Jadi, tidak masuk akal apabila Pancasila dijadikan ideologi negara.
"Negara itu barang abstrak, benda mati pula, yang berideologi itu orang individu dengan keyakinan hidup. Jadi negara yang berideologi itu dua kali ngaco. Saya terangkan ini dalam rangka pikiran, bukan politik," katanya.
"Saya tidak Pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang Pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh," tutur pria berusia 60 tahun itu.
Dalam diskusi di ILC itu, awalnya Rocky Gerung berbicara tentang ormas Front Pembela Islam (FPI). Dia menganggap ada banyak logika yang kacau disampaikan ke publik terkait polemik perpanjangan izin ormas yang seangat lekat dengan sosok Rizieq Shihab itu.
"Kalau dia (FPI) ormas, memang dia musti berbeda dengan pemerintah. Kalau ormas sama dengan pemerintah ya namanya orneg, organisasi negara," ucapnya. []