Jakarta - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean (FH) menanggapi teriakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) soal 'revolusi berdarah' dan bom waktu.
Ferdinand menegaskan, sebagai pencetus Revolusi Akhlak, tidak seharusnya Rizieq melontarkan pernyataan tersebut.
Kita semua harus objektif dengan persepsi soal keadilan dan soal rasa adil. Sehingga tidak merasa dizalimi padahal karena salah
"Saya memaknai pernyataan ini sebagai sesuatu yang tak layak untuk diucapkan oleh tokoh sekelas Rizieq Shihab jika memang beliau ingin melakukan revolusi akhlak," kata Ferdinand dihubungi Tagar, Kamis, 12 November 2020.
Dia berpandangan, dengan cara Rizieq melontarkan nada provokasi, tidak menutup kemungkinan para pendukungnya melakukan hal demikian.
"Pernyataan ini provokatif dan bisa memanasi pendukungnya untuk bertindak melakukan hal seperti yang diucapkan oleh HRS tentang revolusi berdarah," ujarnya.
Mantan politisi Partai Demokrat ini menyebut, sikap Rizieq itu seakan ingin memberikan ancaman kepada pemerintah.
Padalah, kata Ferdinand, saat ini pemerintah tengah bekerja semaksimal mungkin untuk memajukan negeri ini.
"Ini seperti ancaman ya kepada pemerintah. Padahal pemerintah sudah bekerja maksimal untuk memajukan bangsa dengan segala kekurangan dan kelebihannya terlebih di tengah kondisi pandemi seperti ini," kata dia.
Pun begitu, dia juga sepakat dengan pernyataan Rizieq, agar keadilan di Tanah Air semakin ditingkatkan. Namun, ia meminta agar tidak ada yang merasa benar sendiri dalam hal ini.
"Tapi tidak boleh juga orang merasa benar terus, merasa benar sendiri dan serasa tak pernah salah. Kita semua harus objektif dengan persepsi soal keadilan dan soal rasa adil. Sehingga tidak merasa dizalimi padahal karena salah, nah ini yang perlu direvolusi," ucap Ferdinand.
"Intinya mari introspeksi diri semua, bukan saling menyalahkan dan merasa dizalimi karena melakukan kesalah dan diproses hukum," kata dia menambahkan.
Kendati demikian, dia juga memahami persepsi yang menyebut bahwa ada pendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi dicap kebal hukum.
- Baca juga: Habib Rizieq Teriak Revolusi Berdarah dan Bom Waktu
- Baca juga: Rizieq Shihab Singgung Rekonsiliasi, Moeldoko: Tidak Perlu!
"Saya mengerti dan memahami apa yang dimaksud oleh HRS, bahwa ada pendukung pemerintah yang seolah kebal hukum, betul persepsi dan penilaian itu juga ada. Nah ini kita perbaiki semua sama-sama bukan mengancam dengan kalimat revolusi berdarah seperti itu," ujar Ferdinand.[]