Rizal Ramli: Indonesia Sudah Resesi Sejak Kuartal II 2020

Ekonom senior Rizal Ramli menilai sebenarnya Indonesia sudah mengalami resesi sejak kuartal II 2020.
Pakar ekonomi nasional Rizal Ramli. (Tagar/ Reyma Pramista)

Jakarta - Ekonom senior, Rizal Ramli menilai, sebenarnya Indonesia sudah mengalami resesi sejak kuartal II 2020. Hal ini bisa terjadi jika dilihat menggunakan rumusan lazim di dunia internasional.

"Jadi kalau kita lihat kuartal I 2020 dengan kuartal IV 2019 itu sudah negatif minus 2 koma sekian persen. Kuartal II 2020 dibandingkan kuartal I 2020 itu juga negatif. Jadi sebetulnya Indonesia pakai rumusan yang lazim di dunia internasional itu sudah resesi," kata mantan Menteri Koordinator Bidnag Kemaritiman Rizal saat diwawancara Tagar TV, Kamis, 24 September 2020.

Indikator lain yang menujukkan ekonomi Indonesia melemah adalah transaksi berjalan defisitnya semakin lebar.

Terkait resesi, kata Rizal, tak sedikit indikator sejak tahun lalu yang menunjukkan bahwa kondisi ekonomi di Indonesia melemah terlepas ada atau tidaknya pandemi Covid-19. "Dari sejak satu setengah satu tahun yang lalu, kami sudah menunjukkan indikator-indikator bahwa ekonomi indonesia mengalami perlambatan baik secara makro eknomi dengan menggunakan indikator misalnya trade surplusnya makin mengecil," ucapnya.

Kedua, indikator lain yang menujukkan ekonomi Indonesia melemah adalah transaksi berjalan defisitnya semakin lebar. Kemudian primary balance yang negatif, artinya untuk bayar bunga bank saja Indonesia harus utang.

"Kalau primary balance-nya positif itu tidak, tapi kalau satu negara hanya untuk bayar utang juga mesti ngutang itu negatif primary balance-nya dan ini adalah faktor perlambatan ekonomi," ujar Rizal.

Terakhir, kata Rizal, tax ratio (penerimaan pajak dibanding PDB) sejak tahun lalu hanya 10 persen dan saat ini bahkan negatif. Ini menunjukkan otoritas fiskal tidak efektif.

"Karena doyannya nguber (mengejar) yang kecil-kecil doang, sama yang gede-gede tidak berani justru dikasih tax holiday dan pembebasan pajak 20 tahun, dan sebagainya," tuturnya.

Jadi, strategi Menteri Keuangan, menurut Rizal, terbalik karena hanya fokus mengejar pajak kalangan menengah ke bawah atau yang kecil. Alhasil, tidak aneh jika penerimaan pajak menjadi kecil karena tidak fokus dengan yang besar.

"Sehingga sejak satu setangah tahun yang lalu,  semua indikator makro Indonesia sudah merosot dan ekonomi akan melambat," tutur Rizal.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati baru memastikan Indonesia akan mengalami resesi di kuartal III tahun 2020 tepatnya akhir September 2020. Ini setelah memproyeksikan perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan akan minus 1,7 persen hingga 0,6 persen. []

Berita terkait
Tatap Pilpres 2024, Rizal Ramli Gugat Ambang Batas ke MK
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli gugat ambang batas ke MK untuk menatap Pilpres 2024 mendatang.
Indonesia Hadapi Resesi Ekonomi, Apa Sih Arti Resesi?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia pasti memasuki resesi lantaran pertuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut negatif.
Masuk Pintu Resesi, Sri Mulyani Ribut Utang Bambang Trihatmodjo
Pakar hukum Luthfi Yazid menilai ada yang aneh dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani meributkan utang Bambang Trihatmodjo setelah 23 tahun.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.