Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, mengkritik sikap kepemimpinan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Ancaman Risma memindahkan ASN Kemensos ke Papua adalah gaya komunikasi lama, tak berubah. "Itu dari dulu gaya komunikasi Bu Risma. Lebih pada gaya komunikasi instruktif, bukan persuasif."
Risma juga dianggap sulit menghilangkan gaya komunikasi yang bermasalah itu meski sudah sering diingatkan. Ia dianggap tak bisa mengontrol emosi. "Terlalu berharap ideal, tetapi realita acap kali beda. Itu (yang) membuatnya emosian," kata Suko.
Suko tak menampik kepemimpinan Risma yang selalu menjadi sorotan. Menurutnya, akan lebih baik jika Risma bisa mengubah kepemimpinannya menjadi pribadi yang lebih banyak mendengarkan. "Juga agar (Risma) lebih banyak berdialog."
Sebelumnya, ramai kritik terhadap sikap Risma yang mengancam memindahkan seluruh ASN di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Kota Bandung, ke Papua. Banyak pihak menganggap jika ucapan Risma merupakan bentuk rasisme melalui diskriminasi terstruktur.
Apakah Bu Risma tidak sedang merendahkan Papua?
Kritikan itu juga disampaikan oleh budayawan Sujiwo Tejo melalui platform Twitter. Dalang Edan itu mengatakan jika ucapan Risma bisa menjadi cara pandang merendahkan Papua. "Maaf, Bu Risma, bila berita ini benar, apakah Bu Risma tidak sedang merendahkan Papua?" kata Sujiwo Tejo melalui akun Twitter-nya, kemarin.
Senada dengannya, politikus Demokrat Andi Arief juga menyatakan sikap Risma dengan menyebutnya sebagai bentuk merendahkan. Menurutnya, alam bawah sadar Risma sudah merendahkan Papua melalui ucapannya sendiri.
"Alam bawah sadar Bu Risma merendahkan Papua. Tapi, tidak usah diperpanjang, mudah-mudahan tidak diulangi," kata Andi Arief. []
Baca juga