Jakarta - Tokoh Budayawan Betawi Ridwan Saidi secara tegas menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan dongeng. Ia menganggap Sriwijaya hanya sebatas sekelompok bajak laut.
Hal tersebut diterangkan Ridwan dalam dua video yang diunggah akun YouTube Macan Idealis pada 23 Agustus 2019 dan 25 Agustus 2019.
Menurut dia, kerajaan Sriwijaya hanya dongeng, tidak ada jejaknya di Nusantara.
“Sriwijaya itu kan kerajaan fiktif, kita enggak sebut dah. Itu bajak laut,” kata Ridwan dalam video pertama berdurasi 15 menit yang sudah ditonton 300.311 kali.
Dalam pantauan Tagar, pada Rabu, 28 Agustus 2019, video kedua Ridwan Saidi yang menyinggung kerajaan Sriwijaya fiktif dengan durasi 20 menit, telah ditonton 129.713 kali.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Selatan Farida Wargadalem menyatakan, argumentasi budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya hanya fiktif, tidak dapat diterima.
Pria berambut putih itu, menurut Farida, hanya bertutur sembarang kata.
"Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat," kata Farida Wargadalem dilansir Antara, Rabu 28 Agustus 2019.
Ia menilai Ridwan Saidi tidak memiliki kapasitas untuk berpendapat mengenai keabsahan Kerajaan Sriwijaya, karena ia bukan orang yang tepat untuk menjawab ilmu pengetahuan sejarah.
Sriwijaya itu kan kerajaan fiktif, kita enggak sebut dah. Itu bajak laut.
"Apakah setiap pendapat orang yang tidak jelas keahliannya menjadi sebuah pembenaran? Jika demikian maka tutup saja perguruan tinggi atau kajian-kajian khusus bidang sejarah," tutur Farida.
Ia berharap masyarakat tetap berpegang pada hasil kajian para arkeolog dan sejarawan yang telah menggali bukti-bukti sejarah, serta tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan yang tidak memiliki landasan ilmiah, mengingat literasi sejarah masyarakat Indonesia masih rendah.
Sementara arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati menjelaskan, bukti berdirinya Kerajaan Sriwijaya karena terdapat peninggalan 22 prasasti di Palembang, Sumatera Selatan.
Salah satu sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya, lanjutnya, dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit.
Ia menerangkan, Sriwijaya merupakan Kerajaan Maritim terbesar yang nomaden.
"Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim terbesar yang berpindah-pindah, bukan berbentuk sebuah negara seperti yang banyak orang bayangkan, dan sering membuat orang ngawur saat mengatakan Sriwijaya itu tidak ada," kata Retno. []
Baca juga: 27 Agustus, Sejarah Perang Terpendek Sepanjang Masa