27 Agustus, Sejarah Perang Terpendek Sepanjang Masa

27 Agustus boleh jadi tercatat sebagai momentum perang terpendek dalam sejarah dunia. Perang terjadi antara Britania Raya dengan Zanzibar.
Ilustrasi pakaian perang lampau. (Foto: Pixabay)

Jakarta - 27 Agustus 1896 boleh jadi tercatat sebagai momentum perang terpendek dalam sejarah dunia. Peperangan antara Kerajaan Britania Raya dengan Kesultanan Zanzibar ini terjadi selama 38 menit. Peristiwa ini dikenal dengan Perang Anglo Zanzibar.

Perang Anglo Zanzibar tersebut dilatarbelakangi kematian Sultan Zanzibar, Hamad bin Thuwaini yang mendukung Britania Raya pada Selasa, 25 Agustus 1896 dan naik tahta Sultan Khalid bin Barghash yang menolak Britania Raya.

Sebelumnya, Britania sudah menyiapkan calon yang mereka dukung, yaitu Sultan Sayyid Hamoud bin Mohammed. Maka, untuk memuluskan rencananya, Britania mengungkit perjanjian mereka dengan Kesultanan Zanzibar pada 1886.

Istana Kesultanan ZanzibarMenara dan Istana Kesultanan Zanzibar. (Foto: Wikipedia)

Dalam perjanjian itu, terjadi kesepakatan pergantian tampuk kepemimpinan Kesultanan Zanzibar harus melalui persetujuan dengan Britania Raya. Kerajaan yang waktu itu dipimpin Ratu Elizabeth I tersebut kemudian mengultimatum Sultan Khalid bin Barghash.

Sultan Khalid bin Barghash menolak ultimatum dengan menyiapkan pasukan dari dalam istana. Tercatat ada sekitar 2.800 Masyarakat Zanzibar juga berkumpul untuk melindungi istana dari serangan Britania Raya. Sejak pukul 9 pagi waktu setempat, perwira-perwira Britania telah disiapkan untuk memulai pertempuran.

Britania menyiapkan 3 kapal jelajah, 2 kapal perang, 150 marinir, dan 900 tentara Zanzibar di pelabuhan. Pasukan Britania mulai menyerang pada pukul 09.02 pagi dengan menembaki istana menggunakan meriam. 

Dalam waktu 38 menit, pasukan pro Britania sudah berhasil memenangkan pertempuran, sementara pasukan yang membela Sultan Khalid hanya berhasil menghancurkan 1 kapal jelajah, dan 2 sekoci milik Britania Raya.

Kekalahan Kesultanan Zanzibar pada pukul 09.40 ditandai dengan penembakan bendera di puncak menara istana oleh serdadu Inggris. Perang tersebut menimbulkan 500 korban jiwa di pihak Kesultanan dan 1 tentara Britania mengalami luka-luka.

Peperangan tersebut membuat Sultan Khalid bin Barghash mengasingkan diri ke Afrika Timur dan membuat Sultan Sayyid Hamoud bin Mohammed naik tahta.

Kesultanan Zanzibar berakhir pada tahun 1961 dan menjadi bagian dari wilayah negara Tanzania.

Berita terkait
74 Tahun Lalu, Hiroshima Luluh Lantak Terkena Bom Atom
Tepat pada hari ini, 6 Agustus 2019, Hirosima porak poranda. Kota di Jepang itu luluh lantak terkena bom atom yang dijatuhkan Amerika.
Bom Perang Dunia II Ditemukan di Jayapura
Kawasan Hamadi dan sekitarnya di Jayapura pada masa PD II merupakan tempat pendaratan tentara sekutu Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mc Arthur
Paus: Dunia Diambang Perang Nuklir
"Saya rasa kita sudah sangat berada diambangnya. Saya sangat takut dengan hal ini. Satu kecelakaan saja cukup untuk memicu banyak hal,” tanggap Fransiskus kepada jurnalis.