Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga Jakarta dan Depok menahan diri untuk tidak berlibur ke Puncak dan Cianjur saat libur panjang akhir Oktober ini. Menurut Ridwan Kamil, akan lebih baik di masa pandemi ini untuk menahan diri dan tidak berwisata yang jauh dari rumah.
"Kita hindari potensi. Covid-19 senangnya dikerumunan. Memang tidak menyalahi hukum karena tempat wisata juga sudah diizinkan buka. Berwisata ke yang dekat dekat rumah saja," ujar Ridwan Kamil kepada awak media, Kamis, 22 Oktober 2020.
Semua destinasi pariwisata sudah kami identifikasi. Untuk memaksimalkan protokol kesehatan dan kedisiplinan maka tetap harus menjaga prosentase kapasitas masing-masing. Kalau sudah melebihi nanti bisa diberikan sanksi,
Menurut Kang Emil sapaan akrabnya, Puncak selalu menjadi destinasi favorit untuk berlibur. Meski tak melarang warga Jakarta dan Depok berwisata ke Puncak, namun Emil meminta warga untuk tidak memaksa rekreasi ke Puncak apalagi jika volume wisatawan sudah melebihi kapasitas.
"Semua destinasi pariwisata sudah kami identifikasi. Untuk memaksimalkan protokol kesehatan dan kedisiplinan maka tetap harus menjaga prosentase kapasitas masing-masing. Kalau sudah melebihi nanti bisa diberikan sanksi," katanya Emil.
Kalaupun memang tetap berkeinginan liburan, kata Emil, maka tetap harus mengingat dan menjalankan protokol kesehatan 3M yakni Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak.
"Kami motivasi orang untuk tetap menjaga diri dari kerumunan. Menjauhkan diri dari kerumunan karena Covid-19 ini senangnya di kerumunan," ungkapnya1 Emil.
Lalu saat long weekend muncul ledakan kasus konfirmasi positif Covid-19. Hal ini pernah terjadi saat libur panjang saat Idul Adha beberapa bulan lalu.
"Saya berdoanya semoga tidak terjadi ledakan kasus. Tapi sejarahnya ya, tiap ada long weekend memang berpengaruh sekali terhadap ledakan kasus konfirmasi," ujarnya.
Jika nantinya di Puncak terjadi kepadatan dan sudah dirasakan berlebihan, bukan tak mungkin Pemprov Jabar akan melakukan penyekatan.
"Kami akan sekat jika volumenya sudah melebihi. Tidak dilarang tapi kami punya hitungan kapasitas masing-masing tempat wisata," jelasnya. []
Baca juga: