Jakarta – Sekitar 30 ribu perawat di Selandia Baru meninggalkan pekerjaan mereka hari Rabu, 9 Juni 2021, dalam pemogokan nasional selama delapan jam, setelah perundingan dengan pemerintah mengenai gaji dan kondisi kerja yang lebih baik mengalami kegagalan.
Aksi mogok itu berlangsung setelah Organisasi Perawat Selandia Baru (NZNO) menolak kenaikan gaji 1,4 persen yang diusulkan Dewan Kesehatan Distrik awal pekan ini. Pemerintah menyatakan tuntutan para perawat mengenai kenaikan gaji 17 persen tidak mampu mereka penuhi, tetapi berjanji akan melanjutkan perundingan.
Ribuan perawat berpawai di jalan-jalan sambil membawa plakat, sementara yang lainnya berkumpul di taman-taman dan di luar rumah sakit di berbagai penjuru negara itu.
“Ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja karena Covid-19, ini adalah masalah kronis, yang terjadi lama sebelum saya menjadi seorang perawat,” kata seorang pengunjuk rasa yang tidak menyebutkan namanya.
Seorang perawat lainnya yang berunjuk rasa menyatakan menuntut kenaikan gaji karena para perawat telah bekerja keras.
Para perawat mengeluh dibayar terlalu rendah dan kelelahan, dengan kondisi yang memburuk karena merebaknya pandemi Covid-19.
Semua kegiatan operasi yang tidak mendesak serta klinik-klinik rawat jalan dibatalkan (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []