Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan belum ada laporan kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 6,1 di wilayah Jayapura, Papua, yang terjadi pada pukul 23.38 WIB, Sabtu, 18 Januari 2020.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Minggu, 19 Januari 2020, seperti yang diberitakan Antara.
Rahmat meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan kabar-kabar yang tidak dapat di tanggung jawabkan kebenarannya.
Sebelum kembali ke rumah, periksa dan pastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan.
Bersamaan dengan itu, BMKG menginstruksikan masyarakat untuk menghindari lereng tanah atau batuan yang berpotensi longsor.
Selain itu, jangan berada di bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Warga mesti memastikan bangunan mereka tetap dalam kondisi baik setelah diguncang gempa.
"Sebelum kembali ke rumah, periksa dan pastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan akibat getaran gempa," tutur Rahmat.
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 terjadi di wilayah Jayapura pada Sabtu, 18 Januari 2020 pada pukul 23.38 WIB. Sebelum datanya dimutakhirkan, gempa disebut bermagnitudo 6,3.
Lokasi gempa berpusat di darat, 108 kilometer arah barat Kota Jayapura dengan kedalaman 53 kilometer.
BMKG menegaskan gempa bumi tersebut berjenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi mengalami pergerakan naik (thrust fault).
Dampak guncangan sangat terasa di Sentani dengan kekuatan IV Modified Mercalli Intensity (MMI) atau dapat dirasakan orang banyak pada siang hari di dalam rumah.
Lalu di Jayapura dan Sarmi kekuatan gempa mencapai III-IV MMI, Yahukimo dan Keerom III MMI dan Wamena II-III MMI.
Hasil pemantauan BMKG pada Minggu 19 Januari dini hari pukul 00.17 WIB, terjadi gempa bumi susulan (after shock) dengan magnitudo 4,4. []
Baca juga: