Aceh Tamiang - Anjloknya harga gabah disaat panen raya dikeluhkan petani di Aceh Tamiang. Keluhan petani tersebut ternyata menjadi perhatian Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Tamiang, Aceh.
Ketua KTNA Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Yogi Saputra mengaku anjloknya harga gabah petani disaat panen raya merupakan masalah klasik. Ia mengatakan jauh hari pihaknya telah menyampaikan dan meminta ke pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk memberikan solusi terkait masalah tersebut.
Kepada lembaga Legislatif juga telah kita sampaikan, agar memperhatikan para petani dan menjaga hasil tani.
"Upaya sudah kami lakukan dalam menyikapi hal ini. Sebab ini sudah menjadi masalah klasik yang terjadi tiap tahunnya," ujar Yogi kepada Tagar, Senin, 14 September 2020.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada pihak Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang agar permasalahan ini dapat dimasukkan dalam pembahasan qanun.
"Kepada lembaga Legislatif juga telah kita sampaikan, agar memperhatikan para petani dan menjaga hasil tani. Namun hingga kini pihak KTNA belum mendapatkan jawabannya," katanya.
Yogi mengungkap salah satu solusi pernah ia sampaikan kepada pihak Pemkab Aceh Tamiang adalah, agar tunjangan terhadap pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Aceh Tamiang tidak diberikan berupa uang lagi, namun diganti dengan beras.
"Sehingga melalui cara tersebut dapat menjaga harga gabah tidak anjlok, dan disamping itu juga petani yang ada di Aceh Tamiang dapat sejahtera," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, harga gabah kering di musim penen tahun ini dibandrol harga Rp 4.600 per kilogram, sedangkan gabah basah Rp 4.500. Sebelum memasuki masa panen, atau dua bulan sebelumnya, harga gabah masih tinggi yakni Rp 5.500 per kilogramnya.
Dengan anjloknya harga gabah setiap tahunnya di saat musim panen, membuat para petani di Aceh Tamiang mengeluh dan meminta pemerintah daerah mengambil sikap dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
"Kami berharap kepada pemerintah dapat memberikan solusi terhadap kondisi saat ini. Bagaimana petani dapat sejahtera, jika harga gabah selalu anjlok tiap tahunnya saat musim panen," ujar seorang petani di Kabupaten Aceh Tamiang, Wahyu Kurniawan. []