Rel Masih Impor, PT INKA Sebut Tak Ada Penugasan

Kemampuan Indonesia dalam emmbangun industri strategis perkeretaapian ternyata tidak dibarengi dengan kapabilitas dalam membuat rel kereta.
LRT buatan PT INKA diangkat di atas rel Stasiun Harjamukti. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Jakarta - Kemampuan Indonesia dalam membangun industri strategis perkeretaapian ternyata tidak dibarengi dengan kapabilitas dalam membuat rel kereta secara mandiri. Diketahui, keseluruhan produk lintasan moda transportasi darat tersebut masih dipenuhi dari pasar mancanegara.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Industri Kerata Api (Persero) atau INKA Mardiannus Pramudya menjelaskan pihaknya tidak menggarap sektor pembuatan rel kereta karena memang tidak diamanatkan oleh pemerintah pusat. “Pembuatan rel terpisah dari proses produksi kereta karena sesungguhnya teknologinya juga berbeda. Kami di INKA hanya fokus pada pembuatan gerbong saja,” ujarnya kepada Tagar, Rabu (18/12).

Dalam pandangannya, area produksi rel kerata dilakukan oleh industri baja. Untuk itu, dia berharap kedepan akan ada pabrik yang mengkhususkan diri untuk menghasilkan lintasan kereta. Dengan begitu, kesinambungan sektor transportasi darat ini dapat tumbuh secara menyeluruh.

Dalam kesemaptan yang sama, Pramudya menyebut bahwa perseroan terus menggenjot tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Berdasarkan catatannya, INKA telah berhasil mengaplikasikan TKDN sebesar 40 persen hingga 60 persen pada produk gerbong kereta penumpang. Adapun, untuk gerbong kereta barang, unsur pemanfaatan bahan baku lokal telah mendekati angka 80 persen.

Terkuaknya penggunaan rel kereta yang 100 persen masih impor terjadi saat Direktur Jendral Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto menggelar seminar “Baja Lokal vs Baja Impor” di Jakarta, Rabu 18 Desember 2019. Dia bertutur bahwa saat ini Indonesia belum mampu untuk memenuhi kebutuhan rel secara mandiri. "Kalau kereta api gerbongnya memang bisa kita buat sendiri, tapi relnya belum,” katanya seperti yang dilansir dari Antara.

Hal tersebut kemudian berimbas pada sejumlah penawaran kerja sama penggarapan sistem perkeretaan kepada mitra bisnis di luar negeri. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan sebuah konsep bernama Sistem Baja Nasional (Sinaba). Tujuannya, guna mengakomodir berbagai jenis kebutuhan baja yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri dan yang belum tersedia, termasuk didalamnya baja yang digunakan untuk rel kereta.

"Nah, dengan data ini nanti bisa dilihat baja yang memang sudah bisa diproduksi di dalam negeri dengan yang belum, sehingga, mampu mengundang investor untuk masuk," tutup Harjanto.[]

Baca Juga:

Roda Kereta Api Kini Bisa Diproduksi di Dalam Negeri

Tanpa BJ Habibie Tak Mungkin Ada Industri Kereta Api

Berita terkait
Roda Kereta Api Kini Bisa Diproduksi di Dalam Negeri
Roda kereta api bakal bisa diproduksi dalam negeri. Untuk itu, Kemenperin akan menggandeng PT Barata Indonesia dalam memproduksi roda kereta
Dunia Kereta Api Dikenalkan ke Anak-anak Cirebon
PT KAI Daop 3 Cirebon mengajak 300 anak kurang mampu Cirebon bersenang-senang dalam Edu Train.
Libur Nataru Stasiun Kota Malang Tambah 2 Kereta Api
Kepala UPT Stasiun Malang, Iful Siswanto kedua KA tersebut yaitu KA Matarmaja dan KA Gajayana dengan rute Malang-Bandung-Jakarta.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)