Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagendakan pemanggilan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang diduga terkait kasus suap perizinan pembangunan proyek Meikarta. Kasus ini telah menyeret sejumlah nama.
Pria kelahiran Jakarta, 5 Maret 1955 itu lebih lama berkiprah menjadi aktor sekaligus sutradara kawakan dalam industri film Tanah Air, ketimbang menjadi politikus.
Ia telah sukses membintangi puluhan film, di antaranya yang paling populer adalah Naga Bonar yang tayang tahun 1987 dan tahun 2007 silam.
Sebelum namanya melejit di dunia peran, Deddy mengawali karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta meskipun hanya bertahan dua tahun.
Anak keempat dari enam bersaudara ini kemudian memilih meniti karir menjadi aktor. Dunia seni peran dipilih lantaran saat itu ia merasa lebih yakin untuk berakting, ketimbang menjadi pegawai kantoran. Deddy memiliki darah seni yang diwarisi ibunya Ny. Sun'ah sebagai seorang seniman.
Hal itu langsung ia buktikan saat dinobatkan menjadi aktor terbaik Festival Teater Remaja di Taman Ismail Marzuki (TIM) tahun 1973, dalam usia yang relatif muda.
Untuk memantapkan langkahnya di dunia akting, pria berusia 64 tahun ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) yang sekarang bernama Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Deddy lebih memilih langsung terjun ke dunia perfilman dibanding menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.
Berlatih sejak usia 18 tahun, Deddy semakin piawai berperan sebagai aktor. Hal itu ia buktikan melalui film perdananya, Cinta Abadi yang tayang pada tahun 1976.
Nama Deddy kian melejit di industri perfilman ketika ia dipercaya menjadi pemeran utama dalam film Naga Bonar tahun 1987. Sukses berperan dalam film tersebut ia menggondol gelar aktor terbaik Festival Film Indonesia (FFI).
Kenyang malang melintang di dunia akting selama kurang lebih 40 tahun, Deddy mulai mengepakkan sayap dengan mendirikan rumah produksi PT Demi Gisela Citra Sinema.
Suami Giselawati ini mengaku kerap mengalami banyak rintangan, sehingga ia memutuskan untuk menjadikan semua karyanya hanya untuk ibadah kepada Allah SWT. Hal itu terbukti dari karya film yang tidak lepas dari dakwah penyebaran Islam sampai saat ini.
Pria berkumis itu menyakini, film merupakan salah satu media yang efektif untuk mempengaruhi pola pikir banyak orang, sehingga ia mencoba merealisasikan karya terbaik, serta mendorong lembaga-lembaga perfilman untuk membuat karya film yang bermutu.
Tidak hanya sukses dalam membintangi sejumlah film, ayah Senandung Nacita ini kemudian menjajal dunia politik untuk menjadi orang nomor 2 di Jawa Barat..
Pada pemilihan Guberbur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013, Deddy digandeng petahana Ahmad Heryawan. Ia merasa perlu menjawab tantangan, bisa memimpin provinsi dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia.
Ahmad Heryawan menilai popularitas Deddy dianggap cukup membantu untuk dijadikan partner. Akhirnya mereka terpilih menjadi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018.
Merasa belum puas mengabdi kepada negara, ia kembali maju pada pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018 bersama mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Namun sayang, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi menempati urutan ketiga pada hasil akhir pernghitungan suara dengan persentase 25,77 suara. Kalah jauh dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang mendapat kursi Gubenur-Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. []
Baca juga: Denny Siregar: Demo Bela Somad
