Refocusing Anggaran Jabar Paling Tinggi untuk Bansos

Pemprov Jabar klaim daerahnya paling tinggi persentase refocusing anggaran untuk percepatan penanggulangan Covid-19 dibanding provinsi lain
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja. (Foto: Tagar/Humas Pemda Provinsi Jawa Barat).

Bandung  -Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tertinggi persentase refocusing anggaran untuk percepatan penanggulangan virus corona (Covid-19) dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Baik itu persentase untuk anggaran di bidang kesehatan, maupun penanganan dampak ekonomi dan jaring pengaman sosial atau bantuan sosial bagi masyarakat Jawa Barat yang terdampak Covid-19. “Jadi bukan nominal dari berapa yang kita refocusing dan berapa nilainya. Tetapi persentase anggaran yang kita refocusing dibandingkan dengan APBD. Jadi Jawa barat paling tinggi,” tuturnya, Bandung, Senin, 20 April 2020.

Lebih lanjut ia menjelaskan, alokasi anggaran penanganan di bidang kesehatan untuk Jawa Barat sebesar 6,26% lebih besar dibandingkan DKI Jakarta yang hanya 3,04%, Jawa Timur 2,69%, Banten 2,33% dan Jawa Tengah 1,57%. Sementara anggaran penanganan dampak ekonomi untuk Jawa Barat 1,50%, paling tinggi dibandingkan Jawa Tengah 1,13%, Jawa Timur 0,77%, DKI Jakarta 0,57% dan Banten 0,24%.

Anggaran untuk jaring pengaman sosial pun, paling tinggi dibandingkan anggaran kesehatan maupun dampak ekonomi yakni, 9,63%. “Penyediaan jaring pengaman sosial Jawa Barat (paling tinggi) 9,63%, DKI Jakarta 8,65%, Banten 7,05%, Jawa Tengah 4,61% dan Jawa Timur 3,33%,” jelasnya.

Namun demikian, tidak dipungkiri masih ada kabupaten dan kota di Jawa Barat yang masih belum maksimal dalam refocusing. Seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kota Depok.

“Oleh karena diimbau kabupaten dan kota yang belum maksimal dalam refocusing untuk menelaah kembali anggaran yang dapat dialihkan untuk menangani Covid-19, dan berdasarkan arahan Mendagri, refocusing jangan terlalu lama mengingat penanganan Covid-19 tidak dapat ditunda-tunda,” imbau dia.

Ia pun mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah kabupaten dan kota terutama yang belum maksimal dalam refocusing anggaran untuk menangani Covid-19 untuk segera melakukan refocusing. Sebab, hal terpenting saat ini adalah menyelesaikan terlebih dahulu masalah kesehatan. Setelah itu barulah masalah pemulihan.

“Karena pandemik ini kan terus bergulir. Tapi prinsipnya semangat kita adalah mestinya kita harus menyelesaikan dulu masalah kesehatan membatasi dulu baru. Setelah itu kita bicara masalah pemulihan,” pinta dia.

Menurutnya, persentase Jawa Barat tertinggi dalam persentase refocusing anggaran untuk percepatan penanggulangan Covid-19 dibandingkan dengan provinsi lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen anggaran dan keseriusan untuk menanggulangi Covid-19.

“Artinya Jawa Barat ini mempunyai kepedulian yang sangat tinggi yang sangat concern mengatasi pandemik ini. Ini diapresiasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan juga kementerian keuangan, ini dijadikan contoh untuk daerah lain,” katanya.

Untuk diketahui, alokasi anggaran nasional penanganan Covid-19 berjumlah Rp 56 triliun. Alokasi tersebut terbagi tiga pos, yakni penanganan kesehatan 42,60%, penanganan dampak ekonomi 12,60 %, dan penyediaan jaring pengaman sosial (safety social net) 44,80 %. [] 

Berita terkait
DPRD Jabar Awasi Realokasi Anggaran untuk Covid-19
Meskipun realokasi anggaran untuk penangan Covid-19 tidak perlu atas persetujuan DPRD Jawa Barat, tapi DPRD Jawa Barat akan tetap mengawasinya
Alokasi Anggaran Kesehatan Jabar Tertinggi di Indonesia
Pengalokasikan anggaran kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tercatat paling tinggi di Indonesia.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.