Rapor Merah Khofifah Penanganan Covid-19 di Jatim

Cipayung Plus menilai Khofifah gagal membangun koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya Surabaya dalam memutus penyebaran Covid-19.
Organisasi mahasiswa di Jatim yang tergabung dalam Cipayung Plus mengkritisi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam penanganan Covid-19. (Foto: Istimewa/Tagar)

Surabaya - Sejumlah organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam kelompok Cipayung plus Jawa Timur kompak memberi rapor merah kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam penanganan Covid-19. Sejumlah organisasi kemahasiswaan tergabung dalam Cipayung Plus diantaranya HMI, GMNI, KAMMI, GMKI, IMM, dan PMKRI.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Timur Yogi mengatakan rapor merah diberikan kepada Khofifah karena dinilai gagal dalam membendung penyebaran Covid-19. Apalagi, saat ini Jatim berada diurutan kedua dalam jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia. Saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim mencapai 1.772 orang.

Khofifah dan Pemkot Surabaya terlihat saling menyalahkan. Ini kan berbahaya dalam menyelesaikan Covid-19.

"Kenapa kasusnya semakin bertambah. Ini menunjukkan gubernur gagal dalam koordinasikan tiga daerah yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang menjadi episentrum pandemik baru," kata Yogi, di Surabaya, Kamis, 14 Mei 2020.

Yogi menyebut sejauh ini belum terlihat strategi yang tepat dilakukan oleh Khofifah dalam melakukan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota.

Ketua Umum GMNI Jawa Timur, Naha menegaskan selama masa PSBB tidak ada koordinasi baik, antara Pemerintah Provinsi Jatim dengan kabupaten/kota yang menerapkan pembatasan sosial, terutama Surabaya.

"Khofifah dan Pemkot Surabaya terlihat saling menyalahkan. Ini kan berbahaya dalam menyelesaikan Covid-19," tuturnya.

Menurut Naha, seharusnya Khofifah bisa merangkul dan mengajak komunikasi daerah-daerah yang kesulitan menangani Covid-19. Dalam penanganan covid-19 diperlukan gotong-royong, bukan saling menyalahkan.

"Pemprov jangan sampai kalah sama masyarakat yang sudah gotong royong menggalang donasi. Tidak usah saling menyalahkan, mending fokus urus Covid," kata dia.

Ketua KAMMI, Rijal menganggap selama ini penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemprov lamban sehingga tidak menekannya. Akibatnya semua daerah di Jatim menjadi zona merah.

Tak hanya penanganan yang buruk saja, penyaluran bantuan juga terkesan amburadul. Mengingat terlihat banyak yang salah sasaran. Khususnya untuk warga perantauan.

Sedangkan Ketua IMM Andreas mengritik Khofifah yang terus melakukan pencitraan dengan merilis update data sebaran Covid-19. Khofifah seharusnya fokus melakukan upaya preventif penyebaran Covid-19.

"Bukan pencitraan bagi-bagi sembako. Itu bukan kelasnya Gubernur, kalaupun hanya bagi-bagi masyarakat juga bisa," tuturnya. []

Berita terkait
Polda Jawa Timur Tahan 54 Kendaraan Travel Nakal
Polda Jatim menahan 54 kendaraan milik travel tersebut karena tidak memiliki izin operasi dan mengangkut pemudik.
Dua Orang Gangguan Jiwa di Kediri Jalani Rapid Test
Polsek Ngadiluwih bersama Dinkes Kabupaten Kediri akan mengirim dua ODGJ tersebut ke RSJ Lawang Malang untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Khofifah: PSBB Malang Raya Mulai Efektif Minggu
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan hari Kamis, Jumat, dan Sabtu untuk sosialisasi PSBB Malang Raya.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.