Rano Karno Miris Ondel-ondel Mengamen di Jalan

Rano Karno miris ondel-ondel dimanfaatkan untuk mengamen di Jalan
Aktor pemeran Doel, Rano Karno berpose saat mempromosikan film Si Doel The Movie 2 di Kantor Berita Antara, Wisma Antara, Jakarta, Jumat (3/5/2019). (Foto: Antara/Sigid Kurniawan.

Jakarta - Eks Wakil Gubernur Banten Rano Karno mengaku miris melihat banyaknya ondel-ondel dijadikan sarana mengamen di jalan. Pasalnya, ondel-ondel dikenal sebagai salah satu warisan kebudayaan Betawi yang harus dihargai.

"Harusnya tidak seperti itu. Ada tempat di Setu Babakan. Cuma di Setu Babakan hanya ramai pas weekend aja, sementara hidupnya kan harus setiap hari," kata Rano Karno saat ditemui di Jakarta, Senin, 13 Januari 2020, seperti diberitakan Antara

Dia menuturkan ondel-ondel biasanya ditampilkan saat kegiatan kebudayaan dan hari besar nasional. 

Saya berpikir ini bagaimana nih, mungkin juga enggak bisa disalahkan.

"Atau mungkin ulang tahun Jakarta yang setiap tahun. Tapi terkadang yang jual kerak telor aja ngerasa kemahalan sewa lapak jualan. Itu realita," ujar dia.

Meski begitu, Rano Karno tidak mau menyalahkan pihak siapa pun terkait semakin maraknya ondel-ondel yang turun ke jalan untuk mengamen.

"Saya terganggu tidak. Tapi saya berpikir ini bagaimana nih, mungkin juga enggak bisa disalahkan," tutur Rano Karno.

Pria kelahiran 8 Oktober 1960 itu berharap nantinya tidak ada lagi ondel-ondel yang turun ke jalan untuk mengamen.

"Ada lembaga kebudayaan Betawi, harusnya ini dipikirkan juga. Saya yakin mereka berpikir, tapi mungkin karena terlalu luas sehingga enggak tahu formulanya mau kemana," ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah budayawan Betawi termasuk Saiful Amri juga merasakan hal sama melihat fenomena ondel-ondel turun ke jalan.

Menurut Saiful, hal itu membuat citra Betawi menjadi buruk. Sebab, para pengamen yang menggunakan ondel-ondel mengabaikan pakem-pakem budaya Betawi dan bahkan berpenampilan kurang layak.

"Kita lihat sendiri, ondel-ondel keliling kan diiringi musik dari kaset, dan orang-orangnya kadang hanya pakai sandal jepit bahkan terkadang nyeker alias tidak pakai alas kaki. Ini jelas menghancurkan pakem-pakem budaya Betawi," kata Amri beberapa waktu lalu.

Pakem-pakem budaya Betawi dalam kesenian Ondel-ondel,kata Amri, seharusnya tetap ditampilkan sesuai aturan.

"Misalnya dengan diiringi musik gambang kromong atau rebana sungguhan. Atau para pemainnya mengenakan pakaian adat yang mencerminkan budaya Betawi. Kalau seperti itu justru bagus karena misi pelestarian dan pengenalan budaya Betawinya juga kena," ujar Budayawan Betawi Saiful Amri. [] 

Baca juga:

Berita terkait
Roti Buaya dalam Pernikahan Betawi, Ini Sejarahnya
Lelaki tidak setia diidentikkan buaya darat. Tapi kenapa masyarakat Betawi justru menjadikan roti buaya sebagai simbol pernikahan? Ini sejarahnya.
Dodol Betawi, Primadona Ultah Jakarta
Dodol Betawi menjadi primadona warga dalam perayaan ultah ke-492 Jakarta. Simak dalam video ini, proses pembuatan dan filosofinya.
Cerita Rano Karno Evakuasi Mak Nyak Korban Banjir
Eks Wakil Gubernur Banten Rano Karno bercerita tentang proses evakuasi rekannya sesama bintang sinetron si Doel, Mak Nyak.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.