Putra Ma'ruf Amin dan Ide Awal Santripreneur

Santri-santri siap menghadapai perkembangan industri 4.0.
Ma'ruf Amin (kiri) dan Gus Syauqi (kanan). (Foto: Antara/Banyu Gunung/HO

Jakarta, (Tagar 9/3/2019) - Perkembangan industri 4.0 membuat semua sektor bergerak mengikutinya. Tak terkecuali pola hidup masyarakat di Indonesia, yang patut mengembangkan teknologi sebagai pendorong pendapatan.

Dalam konteks santri milenial atau santripreneur di pondok pesantren diharapkan mampu menyesuaikan dengan kondisi zaman, untuk berinovasi dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) demi kemajuan bangsa.

Untuk itu, Ahmad Syauqi atau Gus Syauqi (Gus Oqi) akan meluaskan Gerakan Sejuta 'Gus Iwan'. Gus Iwan merupakan singkatan dari Santri Bagus, Rupawan, Seneng Ngaji dan Wirausahawan. Program tersebut merupakan buah komitmen cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin, dimana ia menginginkan dapat mencetak generasi tangguh yang Islami dengan menciptakan produk halal dan tidak ada riba.

Gus Oqi mengatakan, inilah zaman di mana santripreneur harus berperan aktif di media digital. Menurutnya, pesantren yang selama ini hanya dipandang sebagai tempat menimba ilmu dalam kajian agama, ia harapkan mampu menjadi roda perekonomian berbasis keumatan.  

"Sekarang saatnya santri dan pesantren mengambil peran utama di media digital. Pesantren dan santri diharapkan tak hanya menjadi pusat pendidikan dan kajian agama tapi juga sebagai motor penggerak ekonomi berbasis keumatan," ucap Gus Syauqi pada awak media beberapa waktu lalu.

Jadi, kata putra KH Ma'ruf Amin itu, santri zaman now harus melek teknologi. Sebab, beragam platform di medsos yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan dan ekonomi kreatif mulai tumbuh menjamur.

Gus Oqi menginginkan santripreneur nantinya tak hanya pandai mengaji saja, namun dapat belajar menjadi seorang usahawan.  

"Santri harus siap dengan segala bentuk perkembangan teknologi. Banyak platform media sosial yang dapat digunakan sebagai media pendidikan dan pengembangan ekonomi kreatif. Kita ingin ke depan pesantren tidak hanya mencetak para santri yang gemar mengaji tapi juga bisa menjadi para usahawan sukses," ujarnya.

Selain menargetkan sejuta Gus Iwan di seluruh Indonesia, pihaknya berencana untuk mengirim para santri usahawan untuk belajar dan mengikuti pelatihan di Australia. Gus Syauqi berharap, sepulangnya para santri dari negeri kanguru dapat menjadi usahawan yang mandiri dan sukses sehingga dapat berkontribusi terhadap ekonomi bangsa.

"Kami sedang menggagas pelatihan digital berbasis komunitas di pesantren. Harapnya, Indonesia akan menuju era keemasan dan dimotori oleh anak-anak muda yang terpanggil jiwa raganya demi bangsa Indonesia," harapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet tanah air sebesar 143,26 juta orang atau sekitar 54,68 persen dari 262 juta orang penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya penetrasi pengguna internet adalah anak-anak muda berumur 19-34 tahun.

Dalam konteks ini, kaum milenial menjadi pengguna internet terbanyak di Indonesia saat ini.

Baca juga: Tol Laut Jokowi, Seberapa Penting Bagi Masyarakat Indonesia?

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi