Puting Beliung Hajar Rumah Warga di Deli Serdang

Sepasang suami istri terlihat akan pergi dari kediamannya yang berada di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Rumah warga di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, pasca diterjang angin puting beliung. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Deli Serdang - Sepasang suami istri terlihat akan pergi dari kediamannya yang berada di Dusun XVI, Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.

Mereka bermaksud ke toko bangunan atau biasa dikenal panglong. Sepeda motor mereka juga sudah dalam kondisi hidup, siap berangkat.

Keduanya adalah O Sitorus dan K boru Butar Butar. Mereka adalah korban bencana alam, angin puting beliung yang terjadi pada Selasa, 15 September 2020 sore.

Sitorus tinggal bersama dua orang anaknya yang masih SMA kelas tiga dan SMP kelas tiga. Dua anaknya yang lain sudah menikah. Dari dua anaknya tersebut, dia memiliki lima orang cucu.

Ketika awak Tagar datang menghampiri, pasangan suami istri itu pada Kamis, 17 September 2020, Sitorus akhirnya mematikan mesin sepeda motor.

Setelah diutarakan maksud bertemu, Sitorus berkenan buka cerita kejadian yang menghajar rumah mereka.

Menurut Sitorus, saat itu dia sedang nongkrong di warung kopi selepas bekerja di ladang. Kebiasaannya selalu singgah di warung sebelum pulang ke rumah.

Tak lama di warung, dia mendapat kabar dari istrinya bahwa rumah mereka diterjang angin puting beliung. 

Saat itu memang cuaca sedang hujan dan angin kencang. Dia pun bergegas pulang ke rumah. Sementara hari sudah mulai gelap.

Istrinya, K boru Butar-butar menyebut angin puting beliung menerjang seng rumah bagian depan, yakni kamar dan ruang tamu. Sementara dia dan dua anaknya ketika itu berada di dapur.

"Saat kejadian saya bersama anak saya di ruangan belakang. Saat itu sedang hujan. Saya heran mendengar suara seng seperti ada yang menaiki," tuturnya.

Ketika dia melihat ke atap, kondisi seng tampak sudah digoyang-goyangkan angin. Beberapa menit kemudian seng dan kayu penyangganya terbang dibawa kencangnya angin.

"Saya langsung mendekati anak saya. Kami takut melihatnya," ungkapnya.

Seng yang diterbangkan angin dari ruang tamu dan dua kamar tidur itu menabrak dan merusak pohon mangga yang berjarak sekitar lima meter di depan rumah mereka.

"Sampai sekarang saya masih teringat dengan jelas, kuatnya angin itu menerbangkan seng rumah kami. Mudah-mudahan bencana alam ini menjadi yang pertama dan yang terakhir bagi kami," kata dia.

Pasca kejadian itu, mereka coba memberesi barang yang berserakan, mulai dari pakaian dan seng serta beroti yang berserakan. Berharap bahan material itu masih bisa digunakan.

Kami bermohon agar kiranya rumah kami yang rusak bisa diperbaiki, saat ini kami tidak memiliki uang

Kejadian nahas tak hanya dialami keluarga Sitorus. Sejumlah rumah warga dusun di desa yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa mengalami kerusakan.

Rumah Dahlan Butar-butar, tidak jauh dari rumah Sitorus, kondisinya tak kalah memprihatinkan. Atap rumahnya hancur diterjang angin kencang.

Pria yang juga Kepala Dusun XVI ini menyebut, saat kejadian dia sedang berada di dapur. Dia melihat langsung angin mendobrak pintu dapur dan mengangkat seng dapur rumahnya.

Rumah Pasca Diterjang Puting Beliung di Deli SerdangSalah satu rumah warga dengan kondisi atap sudah rusak parah pasca diterjang angin puting beliung pada Selasa, 15 September 2020 di Kabupaten Deli Serdang, Sumut. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

"Pintu dapur dalam keadaan terkunci. Tapi karena kencangnya angin, pintu itu jadi terbuka. Angin masuk dan menerbangkan seng dan beroti hingga terbang merusak pohon mangga di depan rumah. Istri dan anak saat kejadian ada di ruangan depan," kata Dahlan.

Untungnya, kata dia, mereka yang ada di rumah tidak ada yang terluka. "Hanya seng dan kayu berotinya saja yang rusak. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali," ungkapnya.

Angin kencang juga menerjang rumah milik GH Sitorus dan R boru Sirait di Dusun XV. Seng rumah diterbangkan angin kencang. 

Hanya saja rumah itu tidak ada penghuninya. Pemilik berada di Jakarta dan selama ini diurus oleh kerabat mereka, N boru Sirait.

"Iya, rumah ini saya yang jaga. Memang rumah ini tidak ada penghuninya. Atap dan penyangga terbang diterjang angin kencang semalam. Kami meminta tolong kepada pemerintah untuk memperbaiki rumah ini," kata N boru Sirait.

Selain itu, di Desa Wonosari ada lima rumah lainnya rusak parah dan dua rusak kecil. Dusun XIII ada dua rumah, Dusun XV ada satu rumah dan Dusun XVI ada dua rumah.

Bantuan Pemerintah

Pasca kejadian, pada Rabu, 16 September 2020, aparat pemerintah desa dan Kecamatan Tanjung Morawa turun ke lokasi bencana.

Mereka datang memberikan bantuan sembako dan santunan uang tunai. Namun bantuan itu dirasa kurang oleh warga.

"Kami ucapkan terima kasih atas bantuan dari pemerintah desa dan ada juga dari Muspika Kecamatan Tanjung Morawa, ada Kapolsek, Danramil dan Bapak Camat. Tapi kami bermohon agar kiranya rumah kami yang rusak bisa diperbaiki, saat ini kami tidak memiliki uang untuk memperbaiki," ungkap Sitorus.

Sekretaris Desa Wonosari, Wahidin Sitorus membenarkan insiden bencana angin puting beliung merusak rumah warganya. Pemerintah setempat sudah turun meninjau dan menyalurkan bantuan.

"Ke depannya, kami akan mengajukan ke Dinas Sosial dan Dinas Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Deli Serdang. Semoga mereka yang menjadi korban dapat bantuan," katanya. [] PEN

Berita terkait
Tuntut Gaji, Buruh Pabrik Mogok Kerja di Deli Serdang
Puluhan buruh di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, aksi mogok kerja dan demo di depan gerbang perusahaan tersebut.
Terseret Arus, Bocah di Deli Serdang Tewas di Parit
Tim SAR Medan gabungan melakukan pencarian terhadap korban selama satu hari. Jasad korban ditemuka ditumpukan sampah dalam parit.
Kerugian Kebakaran Gudang Indomie di Deli Serdang
Polresta Deli Serdang menduga kebakaran yang terjadi akibat korsleting arus listrik. Selain itu, di dalam gudang banyak barang mudah terbakar.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan