Putin Terbukti Salah Perhitungan Soal Invasi ke Ukraina

AS yakin Rusia telah meremehkan kekuatan perlawanan warga Ukraina sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu
Direktur Badan Intelijen (CIA), AS,William Burns (tengah), berbicara di hadapan anggota kongres mengenai "ancaman di seluruh dunia" dalam sidang di Gedung Capitol, Washington, 8 Maret 2022 (Foto: voaindonesia.com - Reuters/Evelyn Hockstein)

Jakarta – Amerika Serikat (AS) yakin Rusia telah meremehkan kekuatan perlawanan warga Ukraina sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu yang kemungkinan juga telah menewaskan ribuan warga Rusia, demikian ujar seorang pejabat tinggi intelijen pemerintahan Presiden Joe Biden di hadapan Kongres Amerika Serikat, pada Selasa, 8 Maret 2022.

Kesaksian dalam sidang Komite Intelijen DPR itu merupakan pengungkapan pertama pejabat intelijen paling senior di hadapan publik tentang bagaimana perang yang telah berlangsung selama dua minggu itu. Kesaksian itu juga memberikan masukan tentang pemikiran dan motif Presiden Rusia Vladimir Putin ketika pasukannya melanjutkan serangan ke Ukraina.

Para pejabat menegaskan penilaian mereka bahwa serangan Rusia telah diperlambat oleh perlawanan tak terduga yang dilakukan oleh warga Ukraina, dan bahwa sekarang tidak jelas apakah Putin akan melanjutkan serangan dengan strategi “maksimal” untuk berupaya merebut seluruh Ukraina, atau akan menerima sesuatu yang kurang dari itu.

warga sipil Ukraina mengikuti latihan militerBeberapa warga sipil Ukraina mengikuti latihan militer untuk upaya "bela negara" menghadapi pasukan Rusia di Kyiv (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Apapun itu para pejabat mengatakan mereka yakin Putin bertekad melanjutkan invasinya meskipun telah jatuh banyak korban, sanksi-sanksi global dan upaya negara-negara Barat untuk mengisolasi Kremlin, termasuk larangan Amerika atas impor minyak Rusia.

Pejabat-pejabat Amerika yang memberi kesaksian pada Selasa, 8 Maret 2022, itu mencatat bahwa invasi tersebut berlangsung sesuai perkiraan mereka, berbeda dengan penilaian Putin tentang kecepatan pasukannya untuk menguasai negara.

Direktur Badan Intelijen Amerika (CIA), William Burns, mencontohkan bagaimana Putin telah berusaha merebut Ibu Kota Kyiv dalam waktu dua hari setelah invasi, tetapi hingga dua minggu setelah invasi masih belum dapat merebut sepenuhnya ibu kota.

“Ia (Putin.red) yakin telah memodernisasi militernya dan mampu meraih kemenangan dengan cepat, serta biaya minimum. Dalam segala hal ia terbukti salah,” ujar Burns, yang juga dikenal sebagai pakar Rusia dan mantan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri di Moskow. “Asumsi-asumsi itu terbukti sangat salah dalam 12 hari terakhir konflik ini.”

Direktur Badan Pertahanan Intelijen, Letjen Scott Berrier, mengatakan pasukan Rusia yang tewas dalam invasi itu mungkin mencapai 2.000 – 4.000 orang, meskipun tingkat perkiraan itu “rendah.”

Meskipun demikian pasukan Rusia berhasil mengepung kota-kota Ukraina, memotong jalur pangan, air bersih, dan obat-obatan; serta menggempur dengan penembakan secara terus menerus yang membahayakan upaya mengevakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol yang berpenduduk 430.000 jiwa (em/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Australia dan Selandia Baru Dukung Sanksi Terhadap China

Australia dan Lithuania Bersatu Melawan “Koersi” China

Jepang dan Australia Gabung dengan AS Berikan Sanksi ke Rusia

Sanksi Baru Amerika Terhadap Rusia dan Belarus

Berita terkait
Invasi Terhadap Ukraina Picu Eksodus Bisnis Barat dari Rusia
McDonald dan Harian New York Times telah bergabung dengan sejumlah bisnis Barat, yang menghentikan operasi mereka di Rusia
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"