Jepang dan Australia Gabung dengan AS Berikan Sanksi ke Rusia

Jepang dan Australia umumkan sanksi-sanksi terhadap Rusia bergabung dengan AS, Uni Eropa, Kanada, Inggris dan Jerman
Warga Ukraina yang tinggal di Jepang memegang plakat dan bendera selama unjuk rasa mengecam Rusia atas tindakannya di Ukraina, dekat Kedutaan Rusia di Tokyo, Jepang 23 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Jepang dan Australia mengumumkan sanksi-sanksi terhadap Rusia pada Rabu, 23 Februari 2022, bergabung dengan AS, Uni Eropa, Kanada, Inggris dan Jerman dalam memberlakukan langkah-langkah tanggapan terhadap tindakan Rusia di negara tetangganya, Ukraina.

“Australia selalu menentang pengganggu, dan kami akan melawan Rusia, bersama-sama dengan seluruh mitra kami,” kata PM Australia Scott Morrison kepada wartawan. “Saya memperkirakan ada sanksi-sanksi berikutnya, ini barulah awal dari proses ini.”

Sanksi-sanksi Australia menarget para anggota dewan keamanan Rusia. Sementara itu Jepang menetapkan pembekuan aset bagi individu Rusia tertentu dan melarang penerbitan obligasi Rusia di Jepang.

Menlu Ukraina Dmytro KulebaMenteri Luar Negeri Ukraina. Dmytro Kuleba. berbicara dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, 21 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mendesak segera diberlakukannya lebih banyak lagi sanksi untuk menghentikan “agresi lebih lanjut” dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Langkah-langkah tegas pertama diambil kemarin, dan kami berterima kasih untuk itu,” cuitnya pada hari Rabu, 23 Februari 2022. “Sekarang tekanan perlu ditingkatkan untuk menghentikan Putin. Hantam ekonomi dia dan kroni-kroninya. Hantam keras. Hantam sekarang.”

Militer Ukraina pada Rabu, 23 Februari 2022, menyatakan penembakan oleh separatis pro-Rusia di Luhansk menewaskan seorang tentara Ukraina dan mencederai enam lainnya.

biden bicara ukraina 22feb22Presiden AS, Joe Biden, di Gedung Putih, Washington (Foto: voaindonesia.com - AP/Alex Brandon)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menandatangani perintah untuk merekrut sejumlah tentara cadangan militer. Ia mengemukakan itu dalam pidato melalui video Selasa malam, seraya menyebut tentang perlunya segera menambah anggota militer negara itu. “Ukraina adalah negara yang damai, kami ingin diam, tetapi jika kami tetap bungkam hari ini, kami akan lenyap besok,” katanya.

Putin, yang mengerahkan 150 ribu tentara di perbatasan Ukraina dan pengakuannya terhadap daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina Timur sebagai wilayah merdeka dan perintahnya untuk mengirim pasukan Rusia ke sana memicu kecaman luas, hari Rabu menyatakan ia selalu terbuka dalam menemukan solusi diplomatik. Tetapi ia mengatakan, “bagi kami kepentingan Rusia dan keamanan warga negara kami tidak dapat dinegosiasikan.”

blinken dan menlu rusia di StockholmMenteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (kiri), dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bertemu di sela-sela pertemuan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Stockholm, Swedia, 2 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dijadwalkan mengadakan pembicaraan pekan ini mengenai krisis itu dan menyiapkan landasan bagi pertemuan puncak antara Putin dan Presiden AS Joe Biden. Tindakan Putin menggagalkan upaya tersebut, dengan Blinken mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia “telah memperjelas penolakannya terhadap diplomasi.”

Biden menutup pemerintah Rusia dari pendanaan internasional pada hari Selasa dan menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap dua bank besar, seraya menetapkan bahwa tindakan Rusia di Ukraina merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”

unjuk rasa ukraina masuk uni eropaUnjuk rasa massal di Kiev akhir 2013 yang menuntut integrasi Ukraina ke Uni Eropa (Foto: dw.com/id)

Dalam pidato singkat di Gedung Putih, Biden mengatakan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, 21 Februari 2022, larut malam untuk mengirimkan pasukan melintasi perbatasan timur Ukraina ke wilayah Luhansk dan Donetsk merupakan “awal invasi Rusia ke Ukraina.” Beberapa jam sebelumnya, Putin menyatakan kedua wilayah itu sebagai wilayah independen, bukan lagi bagian dari Ukraina.

Biden dengan tajam bertanya, “Demi Tuhan, siapa yang menurut Putin memberinya hak untuk mendeklarasikan apa yang disebut negara baru di wilayah milik negara tetangganya?”

Pernyataan mengutuk datang dari banyak sekutu lain AS dan berbagai lembaga multilateral. Di antaranya dari Sekjen PBB António Guterres, yang Selasa mengatakan, “Biar saya perjelas: Keputusan Federasi Rusia untuk mengakui apa yang disebut ‘kemerdekaan’ di beberapa wilayah di kawasan Donetsk dan Luhansk merupakan pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina.”

Biden juga memerintahkan pengerahan pasukan infanteri dan dukungan udara dari tempat lain di Eropa yang dekat dengan perbatasan Rusia, sementara kawasan itu bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi.

Biden mengatakan pasukan tambahan AS dikirimkan ke Baltik untuk “mengirim pesan yang tak diragukan bahwa AS, bersama dengan sekutu-sekutu kami, akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO.”

Pengerahan terbaru ini mencakup satu batalion terdiri dari 800 lebih tentara dari Italia ke kawasan Baltik, delapan jet tempur F-35 dan 20 helikopter serbu Apache dari Jerman ke Baltik, serta 12 Apache dari Yunani ke Polandia. Kanada juga mengumumkan pengiriman 460 tentara ke Latvia untuk memperkuat pertahanan NATO.

Tetapi Biden menekankan, “Semua itu benar-benar langkah defensif di pihak kami. Kami tidak berniat memerangi Rusia.” Ia menambahkan, “Tak satupun dari kami yang dapat dikecoh, tak seorang pun dari kami akan terkecoh” oleh niat Putin mengerahkan apa yang ia sebut sebagai “pasukan penjaga perdamaian” ke bekas republik Soviet itu.

tentara rusia di perbatasan krimeaPrajurit bersenjata menunggu di kendaraan tentara Rusia di luar pos penjaga perbatasan Ukraina di Kota Krimea Balaclava (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Baz Ratner)

Untuk sekarang ini, pemerintah AS menyatakan senjata terkuatnya adalah sanksi-sanksi yang ditujukan pada pemain berpengaruh di Rusia. Biden mengatakan sanksi-sanksinya akan memutus pemerintah Rusia “dari mengumpulkan uang dari Barat,” dan bertekad bahwa Rusia “akan membayar harga yang lebih tinggi (dengan lebih banyak sanksi) jika pasukannya maju lebih jauh” ke barat memasuki Ukraina.

Sanksi-sanksi yang diumumkan pada Selasa, 22 Februari 2022, menarget tiga orang dalam lingkaran dalam Putin: Aleksandr Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal; Sergei Kiriyenko, pejabat tinggi di kantor Putin, dan Peter Fradkov, CEO Promsvyazbank.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi-sanksi itu menarget dua bank yang terkait erat dengan pemimpin Rusia. Satu di antaranya, Vnesheconombank, memiliki aset lebih dari 50 miliar dolar AS (uh/ab)/voaindonesia.com. []

PBB Sebut Rusia Melanggar Kedaulatan Ukraina

Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina

Warga Ukraina di Amerika Unjuk Rasa

Anggota Kongres Amerika Desak Biden Menghukum Putin

Berita terkait
Amerika dan Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Terhadap Rusia
Presiden Biden mengumumkan sanksi keuangan terhadap bank-bank Rusia sebagai respons atas langkah "awal invasi Rusia ke Ukraina"