Dairi - Pupuk subsidi pemerintah, langka di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Mayoritas petani, mengeluh karenanya. Pemupukan tanaman, terpaksa menggunakan pupuk non subsidi. Biaya pun melambung.
Salah seorang petani padi, Rini Purba, 45 tahun, ditemui di sawahnya, di Desa Pegagan Julu VI Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi, Jumat 20 September 2019, mengutarakan hal itu.
Ia mengaku terpaksa menggunakan pupuk non subsidi untuk menjaga pertumbuhan padinya, yang berumur satu minggu pasca tanam.
"Biasanya, pupuk urea di Sumbul kami beli Rp 110 ribu per sak (di atas HET), sementara non subsidi seharga Rp 270 ribu. Kalau TSP, Rp 310 ribu per sak. Mau bilang apa lagi, ya mau tidak mau harus dipupuk," sebut istri Sihombing itu.
Kita sudah beberapa kali turun ke lapangan untuk pengawasan
Sementara itu, Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Dairi yang juga Sekretaris Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida, Carlos Situmorang mengatakan, tidak menemukan kios pengecer yang menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Tidak ada bukti bahwa pupuk bersubsidi dijual kios di atas HET," ucapnya ditemui di ruang Asisten II, belum lama ini.
Diakuinya, ada anggaran pengawasan pupuk bersubsidi, meskipun kecil. Carlos membantah komisi pengawas turun ke lapangan setelah ada kelangkaan pupuk di Dairi.
"Kita sudah beberapa kali turun ke lapangan untuk pengawasan," katanya.[]