Pulihkan Ekonomi, Indef: Pemerintah Punya Banyak Cara

Peneliti Indef Media Wahyudi Askar menilai pemerintah punya banyak cara untuk memulihkan kembali ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
Ilustrasi Uang Rupiah (Foto: Pixabay)

Jakarta - Peneliti Institute for Developement of Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar, menilai pemerintah sudah memiliki banyak cara untuk memulihkan kembali ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

"Jadi sebetulnya pemerintah sudah punya banyak cara. Kalau boleh saya menilai semua cara itu sudah ada di benak pemerintah, jadi step-stepnya itu sudah ada toh ini karena terjadinya secara global," katanya saat dihubungi Tagar, Jumat, 25 September 2020.

Menurut dia, Indonesia bisa melakukan benchmark ke negara-negara lain dari segi pemulihan ekonomi pasca terdampak Covid-19. "Pun kementerian keuangan, kementerian-kementerian sosial itu sudah melakukan cara-cara terbaik, jadi idenya itu sudah dituangkan dalam bentuk tulisan dan kebijakan," ucap Media.

Namun,  yang menjadi persoalan saat ini adalah kompleksitas di lapangan yang tidak sesederhana yang dibayangkan. Media menambahkan, pemerintah jangan hanya melempar kebijakan tanpa melakukan monitoring secara periodik secara mingguan atau bulanan.

"Betul-betul dimonitor rencana program yang sudah dilakukan baik di setiap kementerian dan lembaga maupun kebijakan-kebijakan terkait dengan pengendalian Covid-19," ujar Media.

Terkait cara pemerintah memulihkan kembali ekonomi di Tanah Air yang terdampak pandemi Covid-19, kata Media, terbagi menjadi dua yakni makro dan mikro. Dari segi makro, pemerintah sudah melakukan perencanaan anggaran yang bisa difokuskan pada pemulihan ekonomi nasional termasuk insentif untuk dunia usaha, bantuan para pekerja.

Sementara, kata Media, untuk tataran mikro itu untuk masyarakat secara luas sudah dilakukan berbagai macam cara, seperti pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dalam bentuk uang. "UMKM juga diberikan bunga 0 persen," tuturnya.

Namun, dalam memberikan berbagai insentif terhadap banyak hal, kata dia, negara tentu memiliki limit dan tidak diketahui seberapa kuatnya. "Kita tidak tahu sampai kapan limit itu bisa dilakukan karena kalau tidak efektif programnya tentu akan membebani anggaran karena programnya tidak efektif, duit terbuang percuma, bansos tersalurkan bukan ke orang yang membutuhkan dan lain-lain, itu juga yang menjadi kendala sakarang," kata Media.

Untuk itu,  arah kebijakan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam memulihkan kembali perekonomian nasionalyang imbas pandemi Covid-19. Menurutnya, tidak bisa mengatakan ekonomi dahulu dan kesehatan belakangan.

"Karena memang pandemi ini harus diatasi dulu baru kemudian ekonomi bisa menggeliat kembali, walau tidak bisa kembali tapi ekonomi sebetulnya pasti akan pulih cepat atau lambat," tutur Media.

Berita terkait
Kepala BKF: Resesi Sudah Terlihat Sejak Kuartal I 2020
Menurut Kepala BKF Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu Indonesia sudah terlihat akan resesi sejak kuartal I tahun 2020. Kuartal IV bisa membaik
Rizal Ramli: Indonesia Sudah Resesi Sejak Kuartal II 2020
Ekonom senior Rizal Ramli menilai sebenarnya Indonesia sudah mengalami resesi sejak kuartal II 2020.
Resesi, Rizal Ramli: Masyarakat Harus Pintar Kelola Keuangan
Ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah agar berhati-hati mengelola keuangan di tengah krisis.