Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menilai Indonesia terlihat akan mengalami resesi sejak kuartal I tahun 2020. Ini dikarenakan perekonomian nasional yang terus melambat sejak awal tahun 2020.
"Kita sudah resesi, bahkan perlambatannya sudah mulai terjadi di kuartal I. Tanda-tandanya sudah mulai bukan di kuartal II tapi kuartal I pun sebenarnya sudah signifikan sekali pertumbuhan ekonominya terkoreksi," kata Febrio saat diskusi daring di Jakarta, Jumat, 25 September 2020.
Terkait tanda-tanda resesi, kata Febrio, dilihat dari realisasi pertumbuhan pada kuartal I yang tergolong rendah yakni 2,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yakni sebesar 5,07 persen. Selain itu, realisasi pertumbuhan emonomi di kuartal I tahun 2020 juga mengalami kontraksi mencapai 2,41 persen dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2020 sebesar 4,97 persen.
Kemudian, kata dia, pada kuartal II tahun 2020 juga mengalami kontraksi yang tergolong dalam, yakni sebesar 5,32 persen dan minus 4,19 persen bila dibandingkan dengan kuartal I tahun 2020. Sementara pertumbuhan ekonomi untuk kuartal III tahun 2020 diperkirakan masih akan berada di zona negatif yakni minus 2,9 hingga 1 persen meski membaik jika dibandingkan dengan kuartal I dan II tahun 2020.
"Berarti memang sudah resesi. Jadi dari kuartal I, II, III ya sudah pasti, ini sudah perpanjangan nih sebenarnya perlambatan perekonomian kita itu," ucap Febrio.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun 2020 bisa lebih membaik. "Walaupun secara overall 2020 ya kita lihat memang kita ada di teritori negatif. Jadi kita memang kontraksi alias resesi," ujar Febrio.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia akan mengalami resesi di kuartal III tahun 2020, akhir September 2020. Ini setelah memproyeksikan perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan akan minus 1,7 persen hingga 0,6 persen. []
