Puisi Seorang Guru, Keprihatinan Pekatnya Asap di Riau

Puisi tersebut mengusung keprihatinan dirinya dan para guru di sekolah yang saat ini masih menghirup pekatnya asap.
Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru Maryati (kiri), mengungkapkan keprihatinan mendalam para guru melalui sebuah puisi berjudul ‘Halau Jerebu,’ yang dibacakannya dalam Rakor Karhutla Provinsi Riau pada Sabtu 14 September 2019 di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau. (Foto: BNPB)

Pekanbaru- Maryati, Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, mengungkapkan keprihatinan mendalam para guru melalui sebuah puisi berjudul ‘Halau Jerebu,’ yang dibacakannya dalam Rakor Karhutla Provinsi Riau pada Sabtu 14 September 2019 di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau.

Puisi tersebut mengusung keprihatinan dirinya dan para guru di sekolah yang saat ini masih menghirup pekatnya asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau.

Dampak yang masih dirasakan hingga kini menyebabkan kegiatan belajar di sekolah dihentikan.

"Puisi ini diharapkan dapat menggugah para pejabat daerah dan pusat agar menggunakan kewenangannya untuk menyelesaikan bencana asap ini," kata Maryati.

Sebelum berpindah ke Pekanbaru pada 2017, ibu yang berasal dari Yogyakarta ini pernah lama tinggal di Kalimantan.

Maryati pun mengusulkan kepada Gubernur Riau pada rapat koordinasi (rakor) Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau.

"Lahan gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter agar dikonversi menjadi hutan," ujar Maryati.

Anda bisa menjadi pahlawan kemanusiaan tapi juga menjadi pembunuh potensial jika tidak melakukan apa-apa

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan bahwa asap adalah racun yang membahayakan generasi muda.

"Asap adalah pembunuh," ujar Doni dalam rakor tersebut. "Anda bisa menjadi pahlawan kemanusiaan tapi juga menjadi pembunuh potensial jika tidak melakukan apa-apa," tegas Doni dalam rakor yang dihadiri Gubernur Riau, Bupati dan Wali Kota seluruh Provinsi Riau.

Sebelumnya, Doni menyatakan pada konferensi pers bahwa bencana karhutla yang melanda beberapa provinsi 99 persen akibat ulah manusia.

Sehingga seluruh komponen saling bersinergi dan bertekad agar Riau bebas asap.

Terkait dengan dampak karhutla di wilayah Riau, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa titik terpantau buruk.

Pantauan ISPU di Duri Camp, Kabupaten Bengkalis menunjukkan kualitas udara yang berbahaya. Secara berturut-turut di wilayah itu, seminggu belakangan ini kondisi ISPU sangat berbahaya.

Demikian juga, ISPU di beberapa titik lain pada kategori tidak sehat, seperti di Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Bangko, Petapahan, Minas, Duri Field, dan Libo.

Bahkan, kabut asap telah berdampak hingga ke provinsi lain, seperti Padang, Jambi dan Palembang.

Maryati membacakan puisi ‘Halau Jerebu’ di hadapan peserta rakor yang dihadiri Gubernur Riau, Panglima TNI, Asops Kapolri, Dirjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pangdam Bukit Barisan, Kepala Pusat Meteo Publik BMKG, Satgas Karhutla Riau, bupati dan walikota seluruh Riau, tokoh masyarakat, perwakilan Lembaga Adat Riau, perwakilan perguruan tinggi dan sekolah, serta media massa.

Kata ‘jerebu’ dalam bahasa Melayu berarti debu, asap atau partikel-partikel kecil yang mencemari udara sehingga langit menjadi kabur.

Berikut adalah puisi yang ditulis Maryati pada Sabtu 14 September 2019 lalu yang menyuarakan keprihatian guru-guru SMK Kehutanan Negeri di Riau.


Halau Jerebu


Empat koma lima juta daratan habis kau rayu.

Muncul perkebunanan dan HTI di tanah melayu.

Kau bangun kanal untuk mengelabuhiku.

Lebih tiga meter kedalaman gambut kau buat abu-abu.

Kanal kering kau bakar jadi abu.


Di tanah melayu muncul jerebu-jerebu.

Dua puluh dua tahun udah kotaku kau ganggu.

Membuat asa dan hatiku pilu.

Hilangkan musibah jerebu agar negeriku tampak ayu.


Buang jauh dariku satu koma delapan juta hektar sawit tak bermutu.

Perkebunan di kubah gambut ubahlah fungsi menjadi hutanku.

Hilangkan dosamu usir jerebu itu.

Inilah langkahmu majulah jangan ragu.

Jauh jauh jerebu.[]

Berita terkait
Ada Kilang Pertamina di Dekat Kebakaran Hutan di Riau
Sepanjang perjalanan Doni menyaksikan langsung dua helikopter water bombing yang melakukan penyiraman pada sejumlah titik api dengan asap tebal.
Kepala BNPB: 99 Persen Karhutla oleh Manusia
99 persen kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Tanah Air disebabkan manusia.
Cegah Karhutla, Sumsel Belajar Lanskap dari LSM Asing
Festival Lanskap ini merupakan inisiatif Sumsel untuk Indonesia. Festival ini untuk mewadahi pembelajaran dan tukar pengalaman dari terkait dengan penerapan pendekatan lanskap di Indonesia.