Cegah Karhutla, Sumsel Belajar Lanskap dari LSM Asing

Festival Lanskap ini merupakan inisiatif Sumsel untuk Indonesia. Festival ini untuk mewadahi pembelajaran dan tukar pengalaman dari terkait dengan penerapan pendekatan lanskap di Indonesia.
Seminar Nasional Karhutla di Palembang merupakan acara untuk mendiskusikan inisiatif berbagai pihak dalam pencegahan karhutla dan pengelolaan lahan gambut di Indonesia. (Ilustrasi/Antara)

Palembang, (Tagar 25/7/2018) - Berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam rangka pencegahan karhutla (kebakaran hutan dan lahan), terutama dikaitkan dengan arahan Gubenur Sumsel untuk Sumsel bebas asap dalam rangka Asian Games 2018.

Dalam hal ini, Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion (KOLEGA) Sumatera Selatan menggelar South Sumatera Landscape Festival 2018 yang berlangsung pada 24-26 Juli 2018 di Palembang.

Direktur Eksekutif KOLEGA Sumsel, Dr Najib Asmani menjelaskan bahwa Festival Lanskap ini merupakan inisiatif Sumsel untuk Indonesia. Festival ini untuk mewadahi pembelajaran dan tukar pengalaman dari berbagai pihak, mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan organisasi masyarakat sipil, lembaga internasional, sektor swasta, perguruan tinggi,  perwakilan masyarakat, terkait dengan penerapan pendekatan lanskap di Indonesia.

“Ada harapan lahir Forum Lanskap Nusantara dari acara ini, sehingga inisiatif seperti KOLEGA Sumsel bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia” ujar Najib Asmani saat menghadiri Seminar Internasional diselenggarakan  di Hotel Aryaduta Palembang, Selasa (24/7).

KOLEGA  Sumsel merupakan kelembagaan yang beranggotakan mitra pembangunan yang mendorong inisiatif pertumbuhan hijau dan pengelolaan lanskap berkelanjutan di Sumatera Selatan.

"South Sumatera Landscape Festival merupakan festival yang pertama kali di selenggarakan di Indonesia," ungkapnya.

Sementara David Ardhian, Deputi Direktur Proyek KELOLA Sendang mengatakan, pendekatan lanskap berkelanjutan dalam berbagai bentuk penerapan telah dimulai sejak tahun 2015. Proyek KELOLA Sendang merupakan salah satu model pendekatan lanskap di Sumsel.

Proyek ini mendorong dan memfasilitasi pemerintah dan para-pihak di tingkat provinsi maupun lokal untuk secara kolaboratif melakukan pengelolaan lingkungan berbasis lanskap, dengan melihat kepentingan pembangunan dan perlindungan alam secara holistik. 

Proyek ini telah mendukung terbangunnya sistem, kelembagaan dan praktik-praktik terbaik pada tingkat tapak melalui kerjasama publik-swasta-masyarakat.

“Pendekatan lanskap adalah pendekatan holistik yang mempersatukan, mewadahi kerjasama para pihak, melihat bentang alam secara utuh dan terpadu” ujar David.

Seminar Internasional diselenggarakan tanggal 24 Juli 2018 di Hotel AryadutaPalembang, dengan mengundang berbagai pembicara dari lembaga-lembaga internasional seperti CIFOR (Center for International Forestry Research) dan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), perguruan tinggi seperti IPB dan UNSRI, serta dari berbagai LSM Internasional seperti WRI, IDH, ZSL dan lain sebagainya. Seminar ini mengungkap berbagai pemikiran dan hasil-hasil penelitian berbasiskan science terkait dengan pendekatan lanskap di Indonesia.

Seminar Nasional Karhutla yang diselenggarakan tanggal 25 Juli 2018 di Palembang merupakan acara untuk mendiskusikan inisiatif berbagai pihak dalam pencegahan karhutla dan pengelolaan lahan gambut di Indonesia. Acara yang digagas Badan Litbang Kehutanan Provinsi Sumsel ini sangat penting dan relevan sebagai wadah berbagi pengalaman.

South Sumatera Landscape Festival 2018 bertujuan untuk mempromosikan pendekatan lanskap sebagai sebuah cara baru dalam pengelolaan sumberdaya alam secara holistik dan terpadu. [o]


Berita terkait
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya