Publik Tolak WNI Eks ISIS, Pemulangan Mereka Gegabah

Pengamat politik Jerry Massie menanggapi rencana pemerintah memulangkan 600 warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS ke Tanah Air.
Aktivis yang tergabung dalam Forum Selamatkan NKRI - DIY melakukan aksi damai di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat, 7 Februari 2020. Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko/pd)

Jakarta - Pengamat politik Jerry Massie menilai rencana pemerintah memulangkan 600 warga negara Indonesia (WNI) eks Negara Islam Irak Suriah atau ISIS ke Tanah Air, merupakan tindakan yang gegabah. Terlebih ratusan WNI tersebut sudah melepas kewarganegaraannya dengan membakar paspornya.

"Saya melihat langkah gegabah dari pemerintah untuk memulangkan WNI yang sudah melepas kewarganegaraannya," ujar Jerry di Jakarta, Minggu, 9 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Apalagi, hasil riset yang dilakukan olehnya di media sosial menunjukan penolakan terhadap eks ISIS. "Hampir 90 persen bahkan lebih menolak kehadiran para anggota ISIS yang notabene kelompok teroris," tuturnya.

Dengan demikian, kata dia pemerintah harus mengambil sikap yang sama dengan publik yakni menolak kehadiran eks ISIS meskipun mereka sebelumnya WNI. Sebab, menurut dia sudah jelas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan mengatur bahwa apabila seseorang berperang dan menjadi tentara asing maka yang bersangkutan hilang kewarganegaraannya.

"Lebih baik yang diperhatikan nasib tenaga kerja Indonesia di luar negeri, anak-anak terlantar, yatim piatu dan orang tua jompo ketimbang memulangkan kelompok ISIS ini," kata Jerry.

Sehingga, ia curiga jika pemerintah ngotot untuk memulangkan eks ISIS ke Indonesia artinya ada pengalihan berbagai isu besar, salah satunya kasus Harun Masiku.

"Saya curiga ini merupakan pengalihan isu Harun Masiku dan virus corona. Kasus lain seperti Jiwasraya dan ASABRI jangan ditutupi dengan pemulangan eks-ISIS ini," ucap Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) itu.

Baca juga: Komnas HAM Dikecam Karena Bela WNI Eks ISIS

Jokowi Itung Plus Minus

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan masih memperhitungkan plus minus terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS dari Timur Tengah. "Sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses. Plus dan minusnya," kata Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.

Menurutnya, rencana pemulangan eks ISIS harus dilakukan dengan matang dan melalui kalkulasi yang detail. Apalagi, belum ada rapat terbatas mengenai pemulangan eks ISIS ke Tanah Air.

Sebenarnya, secara pribadi Jokowi tidak setuju terhadap pemulangan eks ISIS. "Kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak. Akan tetapi, masih dirataskan," ujarnya.

Namun, ia memastikan pandangan pribadinya belum menentukan keputusan yang diambil. Sebab, keputusan hanya diambil setelah melalui perhitungan dalam rapat terbatas. "Keputusan itu pasti kita ambil dalam ratas setelah mendengarkan dari kementerian dalam menyampaikan hitung-hitungan," tutur Jokowi. []

Berita terkait
Kala Pemerintah Dipropaganda Eks Kombatan ISIS
Analis Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menyarankan pemerintah jangan mau dipropaganda oleh WNI eks kombatan ISIS yang meminta tolong.
Benarkah WNI Eks ISIS Kewarganegaraannya Hangus?
Pakar hukum pidana Abdul Fickar Hadjar menilai mantan simpatisan Negara Islam Irak Suriah atau ISIS yang berasal dari Indonesia bisa menjadi WNI.
Ngabalin Sebut Jokowi Tidak Ragu Soal WNI Eks ISIS
Ali Mochtar Ngabalin sebut bahwa Presiden Jokowi tidak ragu dalam mengambil keputusan terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).