Jakarta - PT Melia Network Indonesia (MNI) mendonasikan 36.000 pasang sarung tangan dan 40 pasang sepatu boots kepada dua rumah sakit (RS) rujukan penanganan virus corona (Covid-19) di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan RS Ananda Kota Bekasi yang kekurangan alat pelindung diri (APD).
Direktur Utama PT MNI Halasan Michael Nababan mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk membantu, mendukung kebutuhan tenaga medis.
Baca juga: Buka Plastik Jenazah Covid-19 Bisa Tertular Corona
Kita sangat butuh APD, karena ini perlengkapan habis pakai yang sudah jarang diperjualbelikan.
"Sekaligus mengucapkan terima kasih kepada tenaga medis yang telah bekerja tanpa henti sebagai garda terdepan dalam perang melawan Covid-19," kata Michael kepada Tagar, Jumat, 27 Maret 2020.
Dia menyesalkan, oknum atau pihak menyalahkan dan menyindir orang-orang yang tengah bekerja keras memerangi Covid-19, melalui opini-opini yang tidak berdasar dan tidak beretika di media sosial.
"Banyak opini beredar di media sosial yang menyudutkan pihak yang sedang bekerja keras laju penyebaran Covid-19, tentu tindakan tersebut sangat disayangkan. Seharusnya kita sebagai bagian dari masyarakat, mendukung penuh para tenaga medis yang bekerja keras menahan laju penyebaran corona, dan yang menghitung dampak negatif secara ekonomi yang terjadi saat ini," ujarnya.
Menurutnya, peran masyarakat saat ini dibutuhkan untuk membantu mengurangi penyebaran Covid-19. Setidaknya, kata dia, masyarakat harus mematuhi seruan pemerintah mengenai beribadah, belajar, dan bekerja dari rumah, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah dari luar rumah, dan tetap melakukan social distancing dan physical distancing dalam beraktivitas sehari-hari," kata dia.
Sementara itu, Dokter Residence RSCM M Reza mengapresiasi bantuan APD yang diterima untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit tempatnya bekerja.
Baca juga: Protokol Pengurusan Jenazah Covid-19 Agama Katolik
Meskipun kebutuhan APD sudah dianggarkan oleh pemerintah, namun bantuan ini juga masih sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. Pasalnya, saat ini pasien Covid-19 semakin banyak dari hari ke hari.
"Kita sangat butuh APD, karena ini perlengkapan habis pakai yang sudah jarang diperjualbelikan," katanya.
Tak hanya itu, Direktur Utama (Dirut) RS Ananda Bekasi Titi Masrifahati berharap tindakan yang dilakukan PT MNI dapat menjadi contoh bagi pihak swasta lainnya untuk membantu RS yang membutuhkan peralatan kesehatan.
"Kami dari RS Ananda baru menerima bantuan APD untuk tim medis. Kita saat ini memang sedang kekurangan APD, karena suplainya sedikit dan stok yang ada juga terbatas," ucapnya.
Sejak menjadi RS rujukan Covid-19, Titi mengaku kewalahan dengan keterbatasan APD yang dimiliki. Menurutnya, sebelum terjadi wabah virus corona, pihaknya mempunyai stok APD minimal satu bulan. Namun, sekarang tak mampu bertahan lama.
"Stok yang ada saat ini hanya cukup hitungan beberapa minggu, tidak seperti biasanya bisa sebulan. Kita belum pernah mengalami hal seperti ini, sehingga ini membuat kami cukup cemas, dikhawatirkan keberlangsungan suplai APD terlambat," kata dia.
Hingga kini, kata dia, di Kota Bekasi mereka sudah menangani 15 pasien positif Covid-19.
"Sebagai Rumah Sakit rujukan Covid-19, tentunya menerima pasien baik dari Kota Bekasi maupun Jakarta dan Kabupaten Bekasi. Sejauh ini ada 15 pasien yang ditangani di sini, ada yang pulang dan dirujuk ke RSUD Bekasi. Kalau yang pulang, itu dinyatakan membaik dan melakukan isolasi mandiri di rumah sambil melaporkan ke Puskesmas setempat," ucapnya. []