PSIS, Problem Jadwal Padat dan Inkonsistensi

PSIS Semarang dihadapkan pada problem inkonsistensi dan jadwal padat yang menjadikan mereka gagal menang di kandang sendiri.
PSIS Semarang dihadapkan pada inkonsistensi dan jadwal padat yang menjadikan mereka gagal menang saat menjamu Barito Putera, Minggu 30 Juni 2019. (Foto: ANTARA/Aji Styawan)

Magelang - PSIS Semarang masih belum mampu menjaga konsistensi di kompetisi Shopee Liga 1 2019. Setelah menang 1-0 atas Perseru Badak Lampung FC, mereka justru kehilangan poin saat bermain di kandang sendiri menghadapi Barito Putera. Problem jadwal padat di kompetisi?

Dalam laga di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Minggu 30 Juni 2019, PSIS sama sekali tak bisa mencetak gol. Mereka akhirnya hanya mampu bermain imbang 0-0. Ini berarti dari tiga laga kandang, tim Mahesa Jenar hanya meraih empat poin. 

Kegagalan meraih poin sempurna di kandang sendiri menghambat laju PSIS menuju papan atas. PSIS juga belum menunjukkan konsistensinya. Kini, mereka tertahan di peringkat enam dengan poin delapan. 

Kami memang menjalani pertandingan dengan jadwal yang padat. Tentu terasa juga pengaruhnya pada tim. Meski demikian, kami harus menerimanya

Selain belum konsisten, PSIS menghadapi jadwal pertandingan yang cukup padat. PSIS harus menjalani laga tandang melawan Bali United, Sabtu 22 Juni 2019 dan kemudian ke Lampung untuk menghadapi Perseru Badak Lampung FC, Rabu 26 Juni 2019. Hanya berselang empat hari, Silvio Escobar dkk sudah harus menghadapi Barito Putera. 

"Kami memang menjalani pertandingan dengan jadwal yang padat. Tentu terasa juga pengaruhnya pada tim. Meski demikian, kami harus menerimanya. Jadi kami harus menyiasati bagaimana menghadapi jadwal yang padat," ujar pelatih Jafri Sastra. 

Meski demikian, Jafri menilai PSIS seharusnya bisa menang bila mendapat penalti di laga tersebut. Menurut dia pelanggaran yang dilakukan pemain Barito Putera Rony Esar Beroperai terhadap striker Komarudin terjadi di dalam kotak penalti. Wasit sempat akan menunjuk titik putih. Namun setelah berkonsultasi dengan asisten wasit, dia mengubah keputusannya. 

"Wasit sudah hendak memutuskan penalti tetapi mengapa harus bertanya lagi pada asisten wasit. Keputusannya pun berubah menjadi tendangan bebas. Padahal dalam rekaman terlihat kalau kaki Komarudin berada dalam kotak penalti," katanya.

Jafri tak mempersoalkan bila keputusan wasit berubah. Dia berharap pemain makin terbiasa dengan situasi seperti ini. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)