PSI Bongkar Pemprov DKI Bayar Formula E Rp 200 Miliar

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta kritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membayar commitment fee Formula E Rp 200 M.
Formula 1 menghasilkan suara bising hingga 100 desibel namun, Formula E hanya menghasilkan tingkat kebisingan sebesar 80 desibel. (Foto: Instagram/@fiaformulae)

Bogor - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mengkritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membayar commitment fee Formula E Tahun 2021 sebesar Rp 200 miliar dari total tagihan Rp 396 miliar di tengah pandemi Covid-19 melanda Indonesia, khususnya Jakarta. 

"Balapan tahun 2020 ini saja belum jelas apakah akan dilaksanakan, kok malah sudah bayar commitment fee untuk balapan tahun depan 2021. Zaman susah begini rakyat butuh sembako, bukan balapan mobil," kata Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 22 April 2020. 

Jangan sampai untuk balapan mobil uangnya ada, tapi giliran bansos uang tidak ada.

Berdasarkan informasi yang diterimanya dari laman dashboard-bpkd.jakarta.go.id, Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta telah membayar commitment fee Formula E Tahun 2021 sebesar Rp 200 miliar dari total tagihan Rp 396 miliar. Dia menilai Pemprov DKI tidak memiliki keberpihakan terhadap penderitaan rakyat.

Baca juga: Batalkan Formula E karena Wabah Virus Corona

Apalagi, dampak Covid-19 terhadap keuangan daerah saat ini tidak main-main. Penutupan berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan realisasi pendapatan daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 akan defisit sekitar Rp 40 triliun. 

"Yang saya heran, di tengah ancaman defisit anggaran, bisa-bisanya pemprov malah memprioritaskan bayar commitment fee. Padahal, dengan harga sembako Rp 149.500 per paket, duit commitment fee Rp 200 miliar itu bisa dipakai beli tambahan sembako untuk 1,3 juta keluarga," ujarnya. 

Anggara mempertanyakan sikap Pemprov DKI Jakarta yang lebih mengistimewakan pembayaran ke Formula E Operations Limited (FEO) selaku pemilik lisensi ajang balap Formula E, ketimbang memenuhi komitmen bantuan sosial (bansos) kepada warga Jakarta. 

"Saya menilai komitmen Pemprov DKI terhadap bansos tidak sekuat komitmennya terhadap balap Formula E. Ini terlihat dari nilai bansos yang terus turun. Awalnya, Pak Gubernur berjanji tiap keluarga miskin akan dapat Rp 1 juta per bulan. Tidak berapa lama, angkanya turun jadi Rp 600 ribu per bulan. Belakangan, realisasinya cuma Rp 299 ribu per bulan. Saya ingatkan, Pemprov DKI bekerja untuk warga Jakarta, bukan ke panitia balapan mobil," katanya. 

Baca juga: Virus Corona Meluas, Anies Baswedan Tunda Formula E

Dia menduga nilai bansos yang terus berkurang ini disebabkan oleh realisasi pendapatan daerah yang jauh dari target. Sejauh ini, realisasinya baru Rp 11,8 triliun atau sekitar 14,4 persen dari target. 

"Saat anggaran pemerintah terbatas, seharusnya uang yang sedikit itu dipakai untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Jangan sampai untuk balapan mobil uangnya ada, tapi giliran bansos uang tidak ada. Saya dapat laporan sampai sekarang masih ada ratusan ribu warga Jakarta tidak dapat bansos," ujarnya.

Anggara memperkirakan Pemprov DKI nanti akan membela diri dengan menyebut bahwa skema pembayaran sudah diatur di dalam kontrak, oleh karena itu harus dipenuhi. 

"Kontrak itu bukan kitab suci. Kontrak bisa diubah dan dibicarakan ulang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apalagi saat ini statusnya bencana nasional pandemi Covid-19. Pemprov DKI punya alasan kuat untuk negosiasi kontrak Formula E. Bahkan, menurut saya, seharusnya pemprov membatalkan kontrak dan meminta kembali commitment fee tersebut dikembalikan. Pada masa sulit seperti ini rakyat tidak butuh tontonan balapan mobil," kata Anggara. []

Berita terkait
Sejarah Formula E
Bagaimana sejarah dan pemain di dalam ajang balap mobil Formula E?
Tarik Ulur Formula E Jakarta di Tengah Wabah Corona
Pelaksanaan balapan Formula E di Jakarta pada 6 Juni 2020 masih tarik ulur karena wabah virus corona yang telah mendera Indonesia.
Ada Corona, Anies Baswedan Ogah Pusing Formula E
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berbicara soal Formula E di kawasan Monas. Dia beralasan tengah fokus kepada korban virus corona.