Sampang - Penyelesaian proyek revitalisasi Pasar Sentol, Kecamatan Kedungdung terancam molor lantaran hingga saat ini progres pengerjaan belum sesuai perencanaan. Proyek senilai Rp 1,6 miliar tersebut merupakan program Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang.
Pantauan Tagar di lapangan, pengerjaan proyek tersebut masih dalam tahap pembangunan fondasi. Belum ada tiang panjang yang berdiri. Padahal pengerjaan sudah dimulai sejak 19 Juli 2019.
Mayoritas pedagang Pasar Sentol mengaku senang, karena pasar yang ditempati berjualan difasilitasi bangunan. Tapi mereka mengeluhkan proyek pembangunan pasar berjalan lamban dan masih berkutat di pembangunan fondasi. Papan informasi proyek bahkan belum terpasang, sehingga tidak diketahui identis proyek.
"Pengerjaan proyek itu lamban. Sudah lebih dari 20 hari fondasi belum selesai dibangun," kata salah seorang tukang yang enggan namanya disebutkan, Kamis, 12 September 2019.
Menurut dia, lambannya pengerjaan proyek disebabkan karena jumlah tukang minim.
Kalau seperti ini kapan selesainya.
Ditambah tidak adanya pengawas dari dinas terkait. Dengan demikian, pengerjaan yang lamban bisa mengakibatkan proyek molor atau tidak selesai tepat waktu.
"Proyek sebesar ini hanya dikerjakan tidak sampai sepuluh tukang. Kalau seperti ini kapan selesainya. Padahal banyak pedagang yang sudah mendesak untuk segera rampung," ucapnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Disperdagprin Sampang Irul mengatakan, proyek revitalisasi Pasar Sentol, dikerjakan CV Makmur yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Sampang. Kontak kerja dimulai pada 19 Juli sampai 15 Desember 2019.
Pihaknya membenarkan sampai saat ini progres pengerjaan proyek tersebut belum sesuai dengan perencanaan yakni 25 persen. Seharusnya, pembangunan fondasi dan tiang pancang sudah tuntas.
"Jika dibandingkan dengan progres pengerjaan proyek revitalisasi pasar di Ketapang sangat jauh. Pembangunan fondasi dan tiang pancang di pasar Ketapang sudah tuntas, padahal waktu pelaksanaan hanya terpaut sekitar 18 hari," kata Irul.
Ia sudah berupaya mempercepat pengerjaan proyek. Salah satunya, dengan mengirimkan teguran tertulis kepada konsultan pengawas dan kontraktor.
Baca juga: Kasus Eks Dirut Pasar, Polda Periksa Sekda Siantar
Isi tegurannya, mereka diminta untuk lebih maksimal mengerjakan proyek. Target dan grafis progres pengerjaan harus ada, jumlah tukang ditambah dan kerja lebur, Tujuannya, agar proyek berjalan maksimal dan bisa selesai tepat waktu.
"Minimal target dan progres pengerjaan itu ada. Karena waktu terus berjalan, kami tidak mau proyek itu molor," ujarnya.
Kemudian, ia juga aktif melakukan pengawasan terhadap proyek. Setiap minggu tim dari dinas dan konsultan pengawas datang kelokasi untuk melihat progres pengerjaan proyek.
"Tiap minggu kami ke lokasi, tapi tidak pernah bertemu dengan pihak kontraktor, yang ada hanya mandor tukang. Kalau masalah papan informasi masih dibuatkan," kata dia.
Pihaknya berharap kepada pelaksan agar profesional dalam mengerjakan proyek pasar. Pengerjaan harus sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB), dan harus selesai tepat waktu.
"Dalam waktu dekat kami akan memanggil pihak konsultan dan pelaksana. Kami selalu melaporkan progres pengerjaan ke pemerintah pusat, kalau proyek itu molor rekanan akan dikenai sangsi atau denda," ucapnya. []