Jakarta - Kongres Amerika Serikat (AS) berencana memakzulkan Presiden Donald Trump. Rencana tersebut disuarakan Ketua Kongres AS, Nancy Pelosi.
Dikutip dari Reuters, Kongres 'Negeri Paman Sam' sedang menyelidiki dugaan Trump meminta bantuan intelijen Ukraina untuk memfitnah calon rival Trump, Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 mendatang.
Karena selama ini, pelaku pasar saham AS menyukai kebijakan ekonomi Trump.
Penyelidikan tersebut sudah dimulai pada Selasa, 24 September 2019 lalu. Pelosi menjamin proses ini akan dilakukan dengan serius dan mengatakan tidak ada satupun orang di negeri adidaya itu luput dari proses peradilan.
Meski belum resmi dimakzulkan, rencana menggulingkan Trump tersebut berdampak pada ekonomi AS.
Dilansir dari Fortune, Pengamat Ekonomi AS, David Page mengatakan akan banyak sentimen negatif terhadap pengaruh arus bisnis dan investasi di AS selama proses pemakzulan ini.
Pengumuman Ketua Kongres Pelosi dapat berakibat buruk terhadap pasar keuangan dan ekonomi AS.
Senada dengan Page, Direktur Pelaksana Wedbush Securities, Steve Massocca mengatakan dampak buruk dari proses pemakzulan Trump.
"Saya tidak berbicara dari sudut pandang politik, tapi selaku analis investasi, proses pemakzulan ini membuat para investor khawatir untuk berinvestasi di AS. Karena selama ini, pelaku pasar saham AS menyukai kebijakan ekonomi Trump," ujarnya.
Dampak buruk ekonomi akibat keraguan investasi juga dapat mempengaruhi kondisi perdagangan luar negeri AS terutama situasi saat ini yang sedang berada dalam pusaran perang dagang dengan China yang telah berlangsung sejak 2016 lalu.
Dalam sejarah perjalanan Pemerintah AS, ada beberapa Presiden yang dimakzulkan kongres, yakni Andrew Jackson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998. Namun, keduanya tetap menjabat sebagai presiden sampai masa jabatannya berakhir.
Sementara itu, Presiden AS yang mundur saat masa jabatannya belum berakhir adalah Richard Nixon pada tahun 1974 karena terlibat skandal politik yang dikenal dengan istilah Skandal Watergate.[]