Program Padat Karya Belum Tentu Pulihkan Daya Beli

Peneliti Indef Bhima Yudhistira menilai upaya pemerintah memulihkan daya beli pada 2021 melalui program padat karya belum tentu tepat.
Warga peserta Padat Karya Tunai (PKT) dari kelompok swadaya masyarakat (KSM) Morambanga melakukan pengerjaan pengecoran jalan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Layana Indah di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Juni 2020. Pelaksanaan pekerjaan dengan pola padat karya tersebut bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan dan memberikan penghasilan sementara kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19 dan pada tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.18,44 triliun untuk program PKT yang diselenggarakan kementerian dan lembaga dalam komponen pemulihan ekonomi nasional. (Foto: Antara/Mohamad Hamzah/hp)

Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai upaya pemerintah memulihkan daya beli masyarakat di tahun 2021 melalui program padat karya yang menggunakan banyak tenaga kerja sebagai lanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum tentu tepat.

"Karena masalah pandemi tidak ada jaminan tahun 2021 selesai. Artinya fokus pada stimulus kesehatan harusnya tetap menjadi prioritas," kata Bhima saat dihubungi Tagar, Selasa, 6 Oktober 2020.

Logikanya jangan dibalik, kesehatan dulu baru penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, kata Bhima, sebaiknya bantuan sosial diperluas kepada pekerja informal dan para korban PHK. "Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih rendah hingga akhir 2021 dan memerlukan bantuan finansial dari pemerintah untuk mencegah naiknya angka kemiskinan," ucapnya.

Ia menambahkan, sebaiknya pemerintah jangan terlalu terburu-buru jor-joran memberikan insentif untuk korporasi dan investor. "Fokuskan dulu ke kesehatan dan bantuan sosial. Sejauh ini penanganan pandemi masih bermasalah," ujar Bhima.

Sebab, selama pandemi bermasalah, kelas menengah dan atas akan menunda belanja dan berimbas pada rendahnya pendapatan dunia usaha. "Logikanya jangan dibalik, kesehatan dulu baru penciptaan lapangan kerja," tutur Bhima.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) akan menjalankan program padat karya sebagai strategi lanjutan setelah program PEN. Ini bertujuan untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021 mendatang.

"Pada saat yang sama sesudah vaksinasi terjadi, kami juga mulai shifting prioritasnya dari program PEN menjadi padat karya," kata Sekretaris Eksekutif I Komite PC-PEN Raden Pardede dalam diskuis daring di Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. []

Berita terkait
Tak Jamin Daya Beli, Program Padat Karya Harus Dikaji Lagi
Peneliti Indef Bhima Yudhistira menilai pemerintah harus mengkaji kembali program padat karya untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021.
Begini Skema Penjaminan Kredit Korporasi Padat Karya
Pemerintah mengeluarkan kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional kepada pelaku usaha korporasi padat karya, kategori Non-UMKM dan Non-BUMN.
Pemerintah Ajak Pelaku Usaha Manfaatkan Program PEN
Kementerian Pariwisata mengajak pelaku usaha untuk memaksimalkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) guna mendorong produktivitas bisnis
0
Mensos Kobarkan Semangat Wirausaha Ribuan Ibu-ibu KPM PKH
Menteri Sosial Tri Rismaharini membakar semangat para penerima manfaat yang hadir di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu, 25 Juni 2022.