Jakarta - Susi Pudjiastuti, semasa menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, banyak yang mengagumi gaya kepemimpinannya yang identik dengan 'tenggelamkan' bentuk ketegasannya dalam memberantas pencuri ikan di perairan Indonesia. Saat Susi tak lagi dipilih Jokowi sebagai menteri, banyak yang menangisinya.
Profil Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, pada 15 Januari 1965. Ia adalah Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi periode 2014 sampai 2019.
Ia juga pengusaha, pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan, dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
Hingga awal 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe, dan mempekerjakan 136 pilot, dengan 90 di antaranya adalah pilot asing.
Pada 2012, Susi Air tercatat meraih pendapatan 300 miliar rupiah, dan melayani 200 penerbangan perintis.
Saat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dikenal dengan kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ikan ilegal.
Namanya bahkan identik dengan kata 'tenggelamkan', yang mengacu pada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia.
Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal yang dibentuk Susi, berhasil membuat neraca perdagangan ikan di Indonesia menduduki peringkat satu di Asia Tenggara.
Selain itu, Susi juga dikenal gencar mengkampanyekan tolak pemakaian botol plastik.
Susi Pudjiastuti memang bukan berasal dari kalangan partai politik, dan latar belakang pendidikannya juga terbilang tidak tinggi.
Bahkan, saat ia dilantik jadi menteri, banyak orang yang meragukannya, apalagi sikapnya juga sempat menuai kontroversi karena ketahuan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato.
Namun hasil dan cara kerjanya membuat ia dicintai oleh banyak orang. Ketika nama Susi Pudjiastuti tidak masuk dalam Kabinet Jokowi jilid Dua, banyak netizen menggaungkan hashtag WeWantSUSI, yang menyatakan keinginan mereka agar Susi Pudjiastuti dipertahankan menjadi menteri.
(Cory Olivia)