Jakarta - Mantan Bupati Bireuen sekaligus intelektual Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin Abdul Rahman meninggal dunia di usianya yang ke 71 di kediamannya, Komplek Perumahan Hotel Meuligoe Cot Gapu, Bireuen, Aceh, Senin, 8 Juni 2020.
Nurdin dikenal sebagai eks anggota juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah Indonesia saat merintis perdamaian di Helsinki, Finlandia pada 2005.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto. "Plt Gubernur menyampaikan duka cita mendalam dan rasa kehilangan atas berpulangnya Bapak Nurdin Abdul Rahman," ujar Iswanto, Senin, 8 Juni 2020.
Saya merasa didiskriminasi, padahal saya sudah mengembalikan semua kerugian negara bahkan lebih.
Profil Nurdin Abdul Rahman
Nurdin Abdul Rahman lahir di Bireuen pada 28 Desember 1948, yang juga mantan dosen Bahasa Inggris di Universitas Syiah Kuala. Istrinya adalah Siti Fatimah binti Murad.
Ia sempat menempuh pendidikan di Short Course in Language Teaching Managemen, Reading University UK. Nurdin Abdul Rahman merupakan alumni HMI, PII dan KNPI. Ia telah banyak berbuat bagi negerinya.
Nurdin dikenal sebagai salah satu intelektual Aceh yang bersimpati pada gerakan perlawanan yang digagas oleh Tengku Hasan Muhammad di Tiro untuk memerdekakan Aceh.
Saat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih melakukan perlawanan, Nurdin memilih untuk bermukim di Australia. Sebab ia sudah menjadi langganan keluar masuk penjara karena memperjuangkan martabat Aceh. Tercatat ia pernah mendekam di penjara (rumoh glap-bahasa Aceh) Laksus Banda Aceh, Rumoh Glap Lhok Nga, dan Rumoh Glap Keudah.
1. Menulis Puisi
Menjalani kehidupan yang serba susah, Nurdin mencoba untuk mengekspresikan perasaannya melalui puisi yang ia tulis di tepi lembaran surat kabar. Penderitaan sekitar tahun 1990-22 Oktober 1998 ia curahkan semua dalam larik puisi berbahasa Aceh.
Saat ini kumpulan puisinya telah diterbitkan dalam buku: Kalam Aceh, Kumpulan puisi berbahasa Aceh terbitan Alibi.
Dalam setiap bait puisinya menyiratkan sikap pandangan idealisme yang sangat tinggi. Salah satu puisinya berjudul Lalem menyiratkan ketidaksukaannya pada perbuatan zalim.
2. Mendirikan LSM
Saking gandrungnya dengan nasib rakyat Aceh, Nurdin terjun total dalam perlawanan dengan melakukan advokasi kepada masyarakat Aceh. Bahkan, ia juga turut mendirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan bertindak menjadi Director Rehabilitation Action for Torture Victims in Aceh tahun 1999-2002.
Usai disepakatinya MoU Helsinki tahun 2005, Aceh mendapatkan otonomi khusus dan Nurdin masih aktif berjuang untuk Aceh. Sebagai sosok yang idealis, Nurdin merasa dilema untuk terjun dalam politik praktis.
3. Menjadi Bupati
Namun karena cita-citanya untuk membangun daerahnya terlalu kuat, Nurdin akhirnya memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bireuen pada pilkada 2007, berpasangan dengan Busmadar Ismail. Ia memimpin Kabupaten Bireuen hingga 2012.
Gaya idealis Nurdin masih sangat kental meski telah menjadi bupati. Ia dengan tegas melakukan penghematan anggaran. Hal ini membuat para birokrat dan pendukung pragmatisnya merasa tidak nyaman.
4. Terseret Korupsi
Nurdin yang terkenal sederhana dan bersahaja terpaksa terseret dalam pusaran arus korupsi yang terjadi pada tahun 2011-2012. Kala itu, sebagai Nurdin Abdur Rahman melakukan pinjaman anggaran milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah, Bireuen.
Peminjaman ini dinilai di luar prosedur, dan hasil audit BPKP menyebutkan terjadi kerugian negara sebesar Rp 1,6 miliar.
“Saya merasa didiskriminasi, padahal saya sudah mengembalikan semua kerugian negara bahkan lebih,” ujar Nurdin usai hakim memvonis 3 tahun kepadanya.
5. Dianggap Antikritik
Selama menjadi pemimpin Bireuen, ada dua kelemahan Nurdin. Pertama adalah agak anti kritik dan kedua tidak mampu menangkal kerakusan eks kombatan yang berperilaku bak beruk di rimba.
Kendati demikian, sepanjang menjadi bupati, Nurdin berhasil melunasi semua hutang Kabupaten Bireuen.
Setelah tidak lagi di politik, ia kembali di tengah-tengah masyarakat dan mengabdi menjadi Kantor Urusan Internasional di Universitas Al Muslim, Bireuen. Nurdin juga aktif sebagai Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Bireuen. []
Baca juga:
- Profil Muriel Bowser, Wali Kota Washington Bela George Floyd
- Profil Mamah Dedeh yang Dihoakskan Meninggal Dunia