Profil Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Ipar SBY

Pramono Edhie Wibowo merupakan mantan perwira tinggi TNI yang menduduki banyak jabatan strategis di militer.
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. (Foto: Instagram/kodam_pattimura)

Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purnawirawan) Pramono Edhie Wibowo dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan, Cianjur, Jawa Barat. Adik kandung almarhumah Ani Yudhoyono ini wafat dikarenakan serangan jantung.

"Innalillahi wainailaihi rojiun, telah berpulang malam ini Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Informasi selanjutnya akan disampaikan kemudian," kata Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari, Sabtu, 1 Juni 2020.

Pramono meninggal dalam usia 65 tahun. Kabar duka itu pertama kali disampaikan oleh politikus Partai Demokrat Imelda Sari melalui akun Twitter miliknya, Sabtu, 13 Juni 2020 malam.

"Innalillahi wainailaihi rojiun, telah berpulang malam ini Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo di RS Cimacan. Informasi selanjutnya akan disampaikan kemudian," tulisnya. 

Jenazah Pramono Edhie Wibowo akan dimakamkan pada 14 Juni 2020 pukul 14.00 WIB di TMP Kalibata.

Profil Pramono Edhie Wibowo

Jenderal TNI (Purnawirawan) Pramono Edhie Wibowo lahir di Magelang pada 5 Mei 1955. Ayahnya, Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo merupakan mantan Komandan RPKAD atau Kopassus saat ini, yang turut andil dalam penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI.

Ia adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor: 40/TNI/2011, menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. 

Pada proses pengangkatannya sebagai KSAD saat itu menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menganggap terdapat unsur nepotisme karena Pramono Edhie merupakan adik dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atau ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pramono lulus dari Akademi Militer pada 1980. Usai lulus ia langsung ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha. 

Satu tahun kemudian, pada 1981, ia ditunjuk menjadi perwira operasi Grup I Kopassandha. Selanjutnya pada tahun 1984 Pramono dipercaya sebagai Komandan Kompi 112/11 Grup 1 Kopassandha. 

Setelah mengikuti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD) di tahun 1995 karier Pramono semakin melesat. Setahun setelahnya, Pramono menempati posisi sebagai Perwira Intel Operasi grup I Kopassus. Tahun 1996, ia diangkat menjadi wakil komandan, hingga terpilih menjadi komandan dua tahun berikutnya. 

Setelah reformasi karier Pramono terus meningkat. Apalagi saat Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pramono terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001. 

Pada 2005, Pramono ditunjuk menjadi Wakil Danjen Kopassus, kemudian Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro pada tahun 2007, dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD pada tahun 2008 hingga tahun 2009. Pada tahun 2009, Pramono menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi serta ditunjuk menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) pada tahun 2010.

Pada Mei 2013, karena ia telah memasuki masa pensiun, posisinya sebagai KSAD digantikan oleh Letjen TNI Moeldoko. 

Karier politik

Setelah pensiun dari dunia militer, Pramono kemudian terjun ke dunia politik dengan bergabung Partai Demokrat dan menjadi salah satu anggota Dewan Pembina partai sejak Juni 2013. 

Namanya sempat masuk sebagai salah satu peserta Konvensi Capres Partai Demokrat bersama 10 orang kandidat lainnya. Mereka adalah Hayono Isman, Marzuki Alie, dan Sinyo Harry Sarundajang yang merupakan kader partai. Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan, Irman Gusman dan Endriartono Sutarto yang berasal dari luar partai. 

Pada 16 Mei 2014, Partai Demokrat mengumumkan hasil Konvensi Capres, Pramono Edhie Wibowo menempati posisi kedua setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan.

Riwayat Pendidikan

  1. Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) (1980)
  2. Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD) (1995)
  3. Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) (2001)

Riwayat Jabatan

  1. Komandan Pleton Grup I Kopassandha (1980–1981)
  2. Perwira Operasi Grup I Kopassandha (1981)
  3. Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha (1984)
  4. Dik Seskoad (1995)
  5. Kasi Ops Grup 1 Kopassus (1994–1996)
  6. Perwira Intel Operasi grup I Kopassus (1996)
  7. Wakil komandan Grup 1/Kopassus (1996–1998)
  8. Komandan Grup 1/Kopassus (1998–2001)
  9. Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001)
  10. Dikreg Sesko TNI (2001)
  11. Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI (2004–2005)
  12. Wakil Danjen Kopassus (2005–2007)
  13. Kasdam IV/Diponegoro (2007–2008)
  14. Danjen Kopassus (2008–2009)
  15. Pangdam III/Siliwangi (2009–2010)
  16. Panglima Kostrad (2010–2011)
  17. Kepala Staf Angkatan Darat (2011–2013). []



Berita terkait
Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Ipar SBY Meninggal
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo dikabarkan meninggal dunia di usia 65 tahun.
Profil Ade Armando, Dituding Dilindungi Rezim
Ade Armando sudah berkali-kali dilaporkan ke polisi namun selalu lolos dari jeratan. Ia disebut-sebut mendapat backingan dari pemerintah.
Profil Kiai Haji Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah
Wahai Dahlan, di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa mengejutkan yang harus engkau lewati. KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia