Profil Gua Lele Karawang yang Mempesona

Bentang Karts Karawang menyimpan puluhan gua yang keindahannya belum banyak diketahui orang. Termasuk Gua Lele yang kaya stalaktit dan stalakmit.
Anggota SAR Bandung melakukan proses evakuasi 3 mahasiswa Uniska yang berada di dalam Gua Lele, Kabupaten Karawang. (Foto: SAR Bandung)

Jakarta - Tak banyak yang tahu daerah Karawang, Jawa Barat, memiliki kekayaan alam berupa puluhan gua yang, sayangnya, hingga kini belum dikembangkan sebagai wisata alam secara sungguh-sungguh.

Gua-gua ini tersebar dalam bentang alam, yang oleh para ahli geologi, disebut Bentang Alam Karst Karawang. Tiga tahun silam, misalnya, tim geologi dari Bandung meng-eksplore kawasan ini, sekaligus kemudian mempresentasikannya ke Bupati Karawang.

Salah satu gua yang juga sempat didatangi para geologis tersebut Gua Lele atau juga kerap disebut Gua Cilele yang terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan. Tak kurang ada 48 gua tersebar di kawasan Bentang Alam Karst Karawang itu dan sejumlah di antaranya berada di Desa Tamansari. Gua-gua di Bentang Karst Kawarang itu, selain Gua Lele adalah Gua Cinyurup, Gua Walet, Gua Bau, dan Gua Ciwulan

Menurut para ahli geologi, Bentang Karst Karawang tercipta pada era Miosen Tengah-Akhir atau kira-kira 10 sampai 15 juta tahun lalu. Formasi terciptanya bentang ini disebur “Formasi Parigi.” Jenis batuannya berupa gamping, kapur.

Diperkirakan kala itu wilayah Pangkalan merupakan daerah laut dangkal yang penuh dengan terumbu karang yang tumbuh subur dan lebat lantaran iklim laut yang hangat. Ketika kemudian wilayah itu “terangkat,” maka wilayah terumbu itu menjadi wilayah perbukitan. Wilayah ini “naik” sekitar 120 meter dari atas permukaan laut seperti tampak sekarang.

Menelusuri guaIlustrasi pencinta alam telusuri gua. (Foto: Shutterstock)

Hampir seluruh gua di wilayah ini merupakan gua vertikal dan kemudian menjadi sarang burung walet. Lantaran jarang dimasuki, maka praktis bisa disebut gua-gua di sini masih “asli.” Memang perlu peralatan dan ketrampilan khusus untuk masuk ke gua vertikal tersebut.  Gua-gua itu, selain masih “dihiasi” stalaktit dan stalakmit yang rata-rata panjangnya dua meter dan diameter 50 sentimeter, juga, di dasarnya yang sebagian besar  berair terdapat banyak ikan.

Salah satu kelompok yang kerap “menikmati” gua di daerah Pangkalan adalah kelompok pecinta alam mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Mapalaska). Kelompok ini memiliki ketrampilan dan peralatan untuk masuk gua ini. 

Seperti halnya banyak gua yang cenderung jarang dimasuki orang, gua-gua di Karst Karawang memang mempesona. Gemericik air, stalaktif dan stalakmit yang memukau, plus keheningan suasana yang hanya ditingkahi suara air atau sesekali bunyi serangga, membuat siapa pun enggan untuk cepat naik dan keluar dari gua ini jika telah berada di dalam "perutnya."

Bentang Karst Karawang memiliki persamaan dengan Bentang Karst Kawasan Gunung Sewu, Jawa Timur. Bedanya, kawasan bentang Gunung Sewu relatif terjaga lingkungannya. Ini berbeda dengan kawasan kars Karawang yang bisa dibilang telah rusak lingkungannya karena penebangan illegal, penggalian,  dan sebagainya. 

Karena itulah ketika hujan deras turun Minggu lalu, 22 Desember 2019, maka salah satu akibatnya, curah air yang tak tertahankan menderu, masuk ke penjuru gua yang berada di sana. Lewat jalan dan celah apa pun. Air itu juga yang masuk deras ke Gua Lele dan terjebaklan sejumlah mahasiswa yang berada di dalamnya. []

Berita terkait
Melihat Panorama Alam di Gua Jepang Aceh
Gua Jepang di Desa Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh dibangun pada tahun 1942, panjangnya hanya 100 meter.
Liburan Akhir Tahun, Sambangi 5 Wisata Kekinian Bali
Liburan akhir tahun segera tiba, nah buat yang akan liburan di Bali ada lima tempat wisata kekinian yang Tagar rekomendasikan.
Polisi Amankan 5 Orang Pembakar Sekret Mapala UMI
Setelah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Polda Sul-Sel akhirnya menetapkan lima orang tersangka pembakar sekretarian UKM UMI.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.