Pria di Makassar Tewas Usai Mabuk dan Perang Batu

Seorang pria di Makassar ditemukan tewas di dekat tempat sampah. Dia diduga meninggal dunia usai mabuk dan perang batu dengan sang kakak.
Lokasi tempat kejadian perkara Riski tewas di halaman rumahnya, di Antang, Makassar. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Seorang pria bernama Muhammad Yuriski Rahmat, 32 tahun, ditemukan tewas tergeletak di tempat sampah pekarangan rumahnya, di Kompleks Mas Asindo, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sul-Sel, Minggu 15 Desember 2019.

Jasadnya pertama kali ditemukan istrinya sendiri sekitar pukul 05.30 Wita. Sebelum ditemukan meninggal dunia, Riski sempat terlibat pertengkaran hebat hingga perang batu dengan kakak kandungnya, Yudi Rusman, 41 tahun.

Menurut keponakan korban, Fadli Yamin, 18 tahun, Yuriski dan kakak sulungnya Yudi Rusman sebelumnya sama-sama dalam kondisi mabuk dan terlibat cekcok. Mereka perang batu malam-malam dipekarangan rumah.

"Malamnya itu ribut, sampai perang batu karena sama-sama mabuk, sekitar jam 11 malam kejadiannya," katanya.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Manggala, Iptu Syamsuddin, mengatakan setelah mendapatkan informasi adanya penemuan mayat tersebut, pihaknya langsung ke lokasi kejadian sembari berkoordinasi dengan Tim Inafis Polrestabes Makassar dan Biddokes Polda Sul-Sel untuk melakukan evakuasi serta olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Hasil pemeriksaan awal tim Dokpol ditemukan luka goresan di dahi korban. Tapi informasi dari Dokpol luka itu bukan yang menyebabkan kematian. Penyebab kematian itu diduga karena sakit dari dalam," katanya.

Informasi dari pihak keluarga, lanjut Iptu Syamsuddin, sebelum Riski meninggal dunia, ia sempat terlibat keributan kakaknya, Yudi. Mereka saling serang dan perang batu dipekarangan rumah usai pesta minuman keras.

"Kakaknya sementara kami amankan karena kita curigai sebagai pelaku. Kakaknya ini cekcok dengan korban, informasi keluarga sampai saling lempar batu. Namun tahapannya masih dalam penyelidikan kami," tuturnya.

Dalam memastikan kematian Riski dan juga mengusut tuntas kasus ini, pihaknya sedikit mengalami hambatan. Sebab pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi mayat. Apalagi, Dokpol sudah memastikan luka yang dialami korban hanya luka goresan, tidak menimbulkan kematian. Serta tidak ditemukan adanya barang bukti seperti batu dan obatan.

"Hasil koordinasi dengan keluarga dalam hal ini bapak dan istri korban, menolak untuk dilakukan otopsi. Kalau tidak dilakukan otopsi itu lah hambatan kita untuk melakukan penyelidikan, kalau di otopsi kita bisa dapat petunjuk, kita bisa tau juga korban sakit atau dianiaya," katanya.

Saat ini, jenazah anak dari pasangan Muh Suyuti dan Elis telah dikebumikan di pekuburan Panaikang Makassar. Sementara itu, petugas juga masih melakukan penyelidikan meski keluarga menolak. []

Berita terkait
Mahasiswi UIN Tewas di Makassar Hamil 4 Bulan
Asmaul Husna, mahasiswi UIN di Makassar yang menjadi korban pembunuhannya pacarnya diduga sedang mengandung empat bulan.
Kronologi Pembunuhan Mahasiswi UIN Alauddin Makassar
Mahasiswi UIN Alauddin Makassar semester terakhir ditemukan tewas mengenaskan dengan wajah tertutup leher dan luka gorok di leher di dalam kamar.
Tiga Pegawai Rutan Makassar Terlibat Bisnis Sabu
Tiga onkum pegawai Rutan Gunung Sari Makassar terancam dipecat karena terbukti terlibat dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba.