Prancis Salut! TNI Pimpin Militer Dunia Lawan Berbagai Pemberontakan

Salut! Ternyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi pemimpin tentara-tentara di dunia dalam memberantas pemberontakan di berbagai negara di dunia.
Salut! Militer Indonesia Pimpin Tentara Dunia Lawan Pemberontak. (Foto:Ist)

Jakarta, (16/9/2017) - Salut! Ternyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi pemimpin tentara-tentara di dunia dalam memberantas pemberontakan di berbagai negara di dunia. Berkat prestasi itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet menganugerahkan tanda kehormatan "Medaille de la Defense Nationale" kepada salah satu pejabat militer Indonesia yaitu Letkol Marinir Didiet Hendra Wijaya, di Kediaman Duta Besar Prancis, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Letkol Marinir Didiet Hendra Wijaya menerima medali kehormatan atas jasanya saat menjabat sebagai Military Staff Operation G3 pada Satgas PBB Minusca (United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic) tahun 2015-2016 lalu.

Saat menjabat sebagai perwira staf operasi di sektor Timur dan Barat, Letkol Marinir Didiet berhasil mengoordinasikan secara sinergis pergerakan manuver di lapangan antara pasukan Uni-Afrika, pasukan PBB dan Pasukan Khusus Pemerintah Prancis, Sangaris. Operasi pemulihan keamanan bersandi "Big Boumo Operation" yang terdiri dari seluruh unsur kekuatan pasukan perdamaian dunia itu, berhasil menangkap para pemimpin gerombolan Seleka dan Anti Balaka yang bertikai dan menewaskan 300 masyarakat sipil.

Jean-Charles Berthonnet menyebutkan bahwa peran koordinasi antar satuan dan pelaksanaan patroli gabungan yang terus-menerus dipimpin oleh Letkol Mar Didiet terbukti efektif menekan pemberontakan di Kota Bria, Afrika.

"Bagi Negara Prancis penganugerahan ini sangat penting sebagai bentuk apresiasi tinggi sekaligus momentum terbentuknya koordinasi yang erat antar negara-negara yang mengutamakan perdamaian dunia serta untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Tentara Nasional Indonesia dan militer pertahanan Prancis," tuturnya.

Sebelumnya, TNI juga sukses dalam misi perdamaian dunia lainnya. Salah satunya saat Kontingen Garuda III menangkap 3.000 gerilyawan di Kongo tahun 1962. Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris berangkat sebagai pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Ketika itu, terjadi serangan yang dilakukan 2.000 gerilyawan Kongo ke markas Pasukan Garuda. Setelah baku tembak berjam-jam, gerilyawan dapat dipukul mundur pasukan Garuda III.  "Kami melakukan serangan balasan di malam hari dengan kapal yang digelapkan di atas danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah Albertville. Pasukan kami yang berkekuatan 30 orang menyamar sebagai hantu," ungkap Kemal Idris.

Kemal tahu 3.000 pemberontak itu, sangat takut pada hantu spritesses yang digambarkan berwarna putih dan melayang-layang di waktu malam. Maka 30 anggota pasukan garuda itu berpakaian jubah putih dan segera menyerang. "Melihat sosok-sosok putih bergerak-gerak, semangat mereka hilang dan menyerah," kata Kemal.

Dalam operasi kilat itu, ribuan gerilyawan Kongo ditangkap. "Sejak itu, anggota Garuda III dikenal orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, yaitu pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang," kata Kemal bangga.

Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia juga mengaku bangga atas keberhasilan pasukan Indonesia menangkap 3.000 pemberontak  lainnya tanpa jatuh korban.(wwn/DBS)

Berita terkait