Prabowo Sulit Kejar Elektabilitas Jokowi, Walau Seluruh Golput Memilihnya

Prabowo-Sandiaga Uno belum tentu bisa mengejar elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin, walau raih suara golput.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat yang diikuti Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 21/3/2019) - Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menilai pasangan calon nomor urut dua (02) Prabowo-Sandiaga Uno belum tentu bisa mengejar ketertinggalan elektabilitas dari pasangan calon nomor urut satu (01) Jokowi-Ma'ruf Amin dalam waktu kurang dari 30 hari pemilihan.

Berdasarkan survei Charta Politica 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin lebih unggul yaitu sebesar 53,2 dari elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno yaitu sebesar 34,1 persen. Meski seluruh undecided voter (Golput), memusatkan pilihannya pada Prabowo-Sandiaga Uno, tetap saja belum tentu mengejar ketertinggalan.

"Undecided itu ada di angka 10 persen artinya andaikata pun semuanya blocking ke Prabowo seratus persen, tetap belum mencukupi untuk kemudian mengejar target ketertinggalan di angka 18-20 persen," jelasnya kepada Tagar News, Selasa (19/3).

Kesulitan Prabowo mengejar elektabilitas ini karena memang perbedaan jarak elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno dengan Jokowi-Ma'ruf Amin terpaut hampir 20 persen. Belum lagi, Prabowo-Sandiaga Uno kini hanya punya sedikit waktu.

"Itu yang jadi problem buat Pak Prabowo, keterbatasan waktu dan gap yang memang cukup besar," sambungnya.

Sementara itu, menurut Direktur Program Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Sirodjudin Abbas, elektabilitas Prabowo-Sandi 31,8, tidak akan menang mengungguli elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 57,6 persen, jika memang pemilihan diadakan hari ini dan seluruh undecided voter memblock dukungan untuk Prabowo-Sandiaga Uno.

"Ibaratnya, 10 persen undecided voter diambil Prabowo-Sandi semua pun tidak akan menang juga, loh kalau 10 persen ditambah 31 persen, tetap belum bisa menang," bebernya kepada Tagar News, di Kantor SMRC, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/2).

Tapi sebenarnya, mungkinkah suara undecided voters hanya ke satu paslon saja?

Menurutnya, mungkin saja mayoritas undecided akhirnya memilih satu paslon. Namun, secara scientific undiceded voters biasanya terdistribusi secara proporsional ke masing-masing calon.

"Mungkin saja, tetapi secara scientific, sangat-sangat kecil kemungkinannya mereka akan ngeblock komunitasnya, mayoritas undecided ngeblok ke salah satu calon. Biasanya terdistribusi secara proporsional," urainya.

Hampir senada dengan Sirodjudin Abbas, menurut Yunarto Wijaya masih sangat mungkin terjadi undicided voter memutuskan pilihan hanya pada satu paslon saja. Sebab dalam prediksinya, undicided biasanya akan lebih banyak ke calon penantang.

"Sangat mungkin dan biasanya penantang sangat diuntungkan. Kalau kita mempresiksi biasanya undecided itu, biasanya lebih banyak blocking kemana, biasanya akan lebih banyak ke penantang," tukasnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.