PPDB Jawa Tengah, Ribuan SKD Diduga Palsu Dicabut

Ribuan SKD diduga palsu langsung dicabut usai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan membawa masalah tersebut ke ranah hukum.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sidak di Disdikbud Jawa Tengah, Rabu, 24 JUni 2020. Dari sidak itu diketahui ribuan SKD diduga palsu dicabut dari proses PPDB SMA SMK. (Foto: Tagar/Humas Pemprov Jateng)

Semarang - Ancaman Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk menyeret pemalsu Surat Keterangan Domisili (SKD) ke ranah hukum ternyata membuat takut orang tua yang hendak curang di proses PPDB jenjang SMA dan SMK. Ribuan SKD yang diduga kuat asli tapi palsu langsung dicabut. 

Hal itu diketahui Ganjar saat sidak proses penerimaan PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Rabu, 24 Juni 2020. Dari laporan panitia, sudah ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD mencabut berkasnya.

"Sampai hari ini sudah banyak yang mencabut berkas SKD, Pak. Sementara ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD yang cabut berkas untuk mendaftar kembali dengan data yang benar," kata Kepala Disdikbud Jumeri kepada Ganjar.

Sementara ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD yang cabut berkas untuk mendaftar kembali dengan data yang benar.

Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat menelepon salah satu orang tua siswa yang mencabut berkas SKD. Kepada Ganjar, orang tua calon siswa berinisial S membenarkan bahwa SKD yang digunakan adalah palsu.

"Anak saya ingin sekolah di SMAN 2 Pati Pak, sementara rumah saya jauh. Saya ditangisi anak, jadi bingung. Anak saya coba pakai jalur prestasi, tapi kegeser. Akhirnya saya berusaha mencari itu (SKD)," kata S.

S menerangkan bahwa untuk memperoleh SKD itu, dirinya meminta tolong kepala desa di sekolah yang akan dituju. Kebetulan, kepala desa tersebut masih saudara dengan S.

"Masih saudara, jadi gampang Pak. Gratis lagi," ujar dia. 

Namun S akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Setelah diperingatkan oleh panitia PPDB sekolah dan membaca berita, ia memutuskan untuk mencabut berkas SKD anaknya.

"Saya cabut karena takut Pak, selain itu memang sudah diingatkan pihak panitia. Saya juga menyadari, bahwa saya salah, jadi saya cabut," tuturnya

Bukannya memarahi, Ganjar justru mengucapkan terima kasih kepada S yang mau sadar dan jujur untuk mencabut berkas SKD anaknya. Ia berharap, S tetap mendukung proses belajar anaknya dengan penuh kejujuran.

"Matur nuwun panjenengan jujur, njenengan mbantu luar biasa (terima kasih Anda sudah jujur, Anda sudah membantu dengan luar biasa). Salam buat Ananda ya," ucap Ganjar.

Ganjar menerangkan, ada banyak temuan saat dirinya sidak ke kantor Disdikbud Jateng. Selain SKD, ada sertifikat lomba hingga terkait persoalan zonasi. 

"Ternyata setelah Pak Kepala Dinas membuat statemen dan saya juga, kami upload alhamdulillah ada mulai kesadaran orang menarik SKD. Bahwa hipotesis kami yang menduga ada banyak pemalsuan SKD ada benarnya, bahwa mereka mengada-ada. Buktinya sekarang banyak yang mencabut," kata Ganjar.

Kepada masyarakat yang menggunakan SKD palsu dan dengan sadar mencabutnya, Ganjar mengucapkan terima kasih. Mereka dengan sadar menyatakan bahwa SKD yang digunakan aspal atau asli tapi palsu, karena waktu dan periodenya tidak benar.

"Terima kasih yang sudah mencabut. Tapi yang belum saya peringatkan. Ujungnya kalau tidak sesuai tetap kami coret, kasihan yang lain," ujarnya

Ganjar juga memerintahkan seluruh kepala sekolah di Jawa Tengah untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi data. Kalau ada yang tidak benar, pihaknya meminta tidak ragu untuk mencoret.

"Mari edukasi anak-anak kita untuk jujur. Kami masih memberi kesempatan untuk mencabut dan mendaftar kembali, tapi jangan gunakan SKD yang datanya tidak benar," ucap gubernur milenial ini. []

Baca juga: 

Berita terkait
Ganjar Ancam Seret Pembuat SKD Palsu ke Ranah Hukum
Ancaman disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Jika terbukti membuat SKD palsu akan dibawa ke ranah hukum.
Ganjar: Tak Jujur Isi Data PPDB SMA SMK, Dicoret
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan seleksi sekolah tahun ini berbasis kejujuran. Tak jujur isi data PPDB SMA SMK, siap dicoret.
PPDB SMA SMK di Jateng, Satu RW Langsung Diterima
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi solusi atas persoalan zonasi PPDB SMA SMK. Siswa tinggal satu RW dengan sekolah, langsung diterima.