Polres Pelabuhan Perak Sterilisasi 48 Gereja Jelang Misa Natal

Jajaran Kepolisian Resort Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melakukan sterilisasi 48 gereja menjelang pelaksanaan Misa Natal
Personel Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melakukan sterilisasi jelang Misa Natal di Gereja Katolik Santo Mikael, Jalan Tanjung Sadari Surabaya, Rabu, 23 Desember 2020. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Jajaran Kepolisian Resort Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melakukan sterilisasi 48 gereja menjelang pelaksanaan Misa Natal pada Kamis, 24 Desember 2020. Sterilisasi dilakukan bukan hanya untuk ancaman bom, tetapi juga soal protokol kesehatan.

Kepala Kepolisian Resort Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ajun Komisaris Besar Ganis Setyaningrum mengatakan, jelang pelaksanaan Misa Natal, pihaknya bersama tiga pilar melakukan sterilisasi tempat-tempat ibadah khususnya gereja. Ia mengungkapkan setidaknya ada 48 gereja yang ada wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Untuk personel tergantung dari besar kecilnya gereja. karena memang dari 48 itu ada rumah ibadah yang sifatnya kecil dan tidak terlalu banyak (jemaat).

"Tentunya kami terus berupaya agar nantinya dalam perayaan (Misa) ini nanti saudara-saudara kita merayakan Natal bisa melaksanakan ibadah dengan baik, lancar, aman, dan tentunya tetap sehat," ujarnya saat meninjau proses sterilisasi di Gereja Katolik Santo Mikael, Jalan Tanjung Sadari Surabaya, Rabu, 23 Desember 2020.

Ganis mengaku momen Natal, pihaknya melakukan pengamanan ketat terhadap 48 gereja di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Ia menegaskan sudah menempatkan sejumlah personel dibantu TNI, Satpol PP, dan juga BPB Linmas Surabaya.

"Untuk personel tergantung dari besar kecilnya gereja. karena memang dari 48 itu ada rumah ibadah yang sifatnya kecil dan tidak terlalu banyak (jemaat) sehingga untuk pengamanan kita sesuaikan," tuturnya.

Ganis juga mengingatkan kepada pihak gereja untuk melakukan pembatasan jumlah jemaat yang akan mengikuti Misa Natal. Ganis mengaku berdasarkan anjuran pemerintah, hanya 25 persen dari daya tampung gereja yang bisa ikut Misa Natal.

"Untuk pembatasan jemaat ini sesuai anjuran pemerintah adalah 25 persen. Seperti disampaikan pengurus, di gereja (Santo Mikael) ini ada 1000 jemaat, tetapi yang bisa (Misa Natal) hanya sekitar 250-an. Lainnya akan dilakukan secara virtual," kata dia.

Ganis menegaskan setelah melakukan sterilisasi tersebut, tidak ada pihak tak berkepentingan masuk ke dalam gereja. Sehingga pihaknya melakukan penjagaan ketat.

"Jadi setelah sterilisasi ini, pihak tidak terkait tidak boleh masuk (gereja). Personel juga melakukan penjagaan ketat," tuturnya.

Sementara Kepala Seksi Pengamanan Gereja Katolik Santo Mikael, Boyke Mapalie mengatakan, pihaknya sudah siap melaksanakan Misa Natal dengan melakukan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Boyke mengaku pihaknya sudah menyiapkan sejumlah alat pendukung protokol kesehatan.

"Kita juga ikuti anjuran pemerintah soal pembatasan jemaah sekitar 25 persen. Jadi kami sesuaikan dengan gedung. Jadi jangan sampai terlalu padat kan bisa terdampak," tuturnya.

Boyke mengungkapkan di Gereja Katolik Santo Mikael setidaknya ada 1000 jemaat. Tetapi nantinya dalam Misa Natal, hanya sekitar 250-an jemaat yang bisa masuk di dalam gereja.

"Ditempat kita ada kurang lebih 1000 jemaat. Jadi nanti itu hanya 250-an dan berkala serta sudah dijadwalkan," ucapnya. [] 

Berita terkait
Polisi Tingkatkan Pengamanan Gereja Jelang Natal di Aceh
Polisi di Lhokseumawe meningkatkan pengamanan dan patroli di gereja menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2021.
Gereja-gereja Indonesia Desak Pemerintah Setop Kekerasan di Papua
Sudah setengah abad lebih Papua berintegrasi dalam NKRI. Namun pendekatan pembangunan mengabaikan pendekatan humanis.
HKBP Tolak Upaya PT DPM Merelokasi Gereja di Dairi
HKBP menegaskan tidak setuju dengan upaya PT Dairi Prima Mineral (PT DPM) merelokasi gereja HKBP Sikhem di Dairi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.