Polisi Tunggu Keterangan Korban Bullying di Malang

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan keterangan korban akan mengungkap peran tujuh terduga pelaku bullying.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardos Simarmata saat diwawancarai di Polsek Lowokwaru Senin 3 Februari 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan sudah menaikkan status kasus bullying atau perundungan dan penganiyaan kepada MS 13 tahun siswa SMPN 16 Kota Malang menjadi penyidikan.

Meski begitu, dia menyebutkan Polresta Malang Kota masih belum menetapkan status tersangka kepada terduga bullying. Hal tersebut karena pihaknya masih menunggu keterangan dari korban yang saat ini masih dalam perawatan usai menjalani operasi amputasi Selasa 4 Februari 2020 malam.

"Insyaallah (jadi tersangka). Tapi, kami masih akan mencari perannya dulu dari ketujuh terduga pelaku. Siapa yang memiliki peran dan benar-benar melakukan itu," kata Leonardus saat ditemui di Mapolresta Malang Kota, Rabu 5 Januari 2020.

Sementara itu, peningkatan status ke penyidikan, Leonardus menjelaskan sudah berdasarkan hasil visum dan keterangan dari 15 saksi. Mereka diantaranya yaitu dari pihak keluarga korban, terduga pelaku dan pihak sekolah.

Tapi, kami masih akan mencari perannya dulu dari ketujuh terduga pelaku. Siapa yang memiliki peran dan benar-benar melakukan itu

"Paling riil yaitu dari visum dan juga keterangan dari para saksi. Itu saling menguatkan satu dengan yang lainnya," terang mantan Wakapolrestabes Surabaya itu.

Namun, saat ini pihaknya fokus dulu terhadap kasus kekerasan tersebut. Hari ini, dijadwalkan pemeriksaan dari pihak sekolah SMPN 16 Kota Malang yaitu Kepala Sekolah (Kepsek), Wakil Kepsek, guru-guru serta juga guru bimbingan konseling (BK).

"Sambil kami menunggu kondisi psikologis dari korban agar segera pulih. Saat ini, kami fokus dulu terhadap kekerasan ini dulu kami akan mengambil keterangan dari pihak sekolah," ujarnya.

Sementara itu, terkait pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang jika jari tengah tangan kanan korban bahwa terjepit gesper sabuk, Leonardus membantahnya dan dikatakannya tidak ada keterangan sama sekali terkait itu dalam pemeriksaannya.

"Tidak ada keterangan itu dari hasil pemeriksaan kami," ungkap mantan Kapolres Batu itu.

Terlepas dari itu, pihaknya juga fokus dalam membantu penyembuhan psikologis korban. Pihaknya yaitu Unit PPA Polresta Malang Kota akan bekerja sama dengan P2TPA Kota Malang dan Dinas Sosial Kota Malang.

"Pendampingan korban tentu terus kami lakukan. Selain dari psikolog, kami juga bantu dari beberapa lembaga terkait lainnya," tuturnya.

"Untuk pelaku juga kami beri pendampingan. Mereka didampingi oleh pihak keluarga dan P2TPA. Tapi, kami lebih fokuskan kepada korban untuk itu (pendampingan)," ujarnya

Khofifah Ingatkan Guru Cegah Bullying

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menaruh perhatian khusus kasus perundungan yang menimpa siswa SMP 16 kota Malang itu. Khofifah mengingatkan agar guru cepat merespon dalam pencegahan bullying terhadap murid.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu mengimbau agar guru sekolah di Jawa Timur intens dalam memberi pengawasan terhadap muridnya. Guru harus bisa gerak cepat dalam antisipasi hal yang tidak diinginkan. Khofifah tidak ingin ada kejadian bullying, baru guru bertindak.

"Guru tidak hanya bertanggung jawab atas prestasi akademik murid saja. Tetapi juga bertanggung jawab atas perilaku dan interaksi muridnya di sekolah termasuk pergaulannya," ujar Khofifah, melalui keterangan tertulisnya.

Menurutnya, saat ini fungsi konseling di sekolah sangat penting untuk mengkomunikasikan masalah yang terjadi pada siswa di sekolah. Jika fungsi konseling ini berjalan baik, maka siswa akan terbiasa untuk menceritakan masalahnya kepada gurunya atau konselor.

"Ini menjadi penting, agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa dicegah lebih awal," tandas Khofifah.

Khofifah meminta agar korban bully mendapat pendampingan, baik dokter medis maupun psikolog. Hal ini untuk mencegah agar siswa tidak mengalami trauma psikis berkepanjangan. Murid bisa saja tidak mau sekolah dan susah bergaul dengan teman sebayanya.

"Korban dan pelaku harus mendapatkan pendampingan dan bimbingan psikolog. Sehingga korban tidak mengalami trauma pasca mengalami perundungan yang cukup parah, bahkan sampai ada bagian tubuhnya yang diamputasi," tuturnya.

Selain korban, Khofifah juga meminta agar pelaku bullying mendapatkan pendampingan yang tepat. Dengan begitu, nantinya tidak terjadi kembali hal yang serupa.

"Pendampingan orang tua, guru sekolah sangat dibutuhkan. Bagaimana agar anak-anak yang masih di bawah umur ini bisa mendapatkan pemahaman yang tepat bagaimana menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan sebayanya," ucapnya. [] 

Berita terkait
Dibilang Jelek, Risma Tak Berambisi Maju ke Jakarta
Tri Rismaharini menegaskan tak berambisi untuk maju di Pilgub DKI Jakarta, karena jabatan sebagai kepala daerah tak pernah tidak dirinya minta.
Keberadaan Buaya Muara Resahkan Warga Kota Kediri
Akibat keresahan warga, BPBD Kota Kediri melakukan pencarian terhadap buaya muara di Sungai Brantas, Kota Kediri.
Marak Gengster, Risma Minta Bonek Tak Sweeping
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada Bonek Mania untuk mempercayakan pengamanan Kota Surabaya terkait maraknya gengster.
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.