Makassar - Belasan mahasiswi Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar yang menjadi korban aksi teror video call tak senonoh oleh orang tak dikenal telah dilaporkan ke Mapolda Sulsel. Namun, hingga saat ini pihak kepolisian belum melakukan pemeriksaan terhadap korban.
Aksi perbuatan tak senonoh tersebut dilakukan oleh OTK dengan meneror korban, modus melakukan panggilan video call ke nomor telepon WhatsApp, kemudian memperlihatkan alat vitalnya.
Saksi dan korban belum di periksa, karena belum memenuhi panggilan.
Kendati sudah dilaporkan oleh korban, namun, sampai saat ini para korban belum menjalani pemeriksaan di penyidik Mapolda Sulsel untuk mengungkap pelaku peneror video call tak senonoh tersebut.
Baca juga:
- Korban Video Call Tak Senonoh di UINAM Makassar Bertambah
- Panggilan Video Call Cabul Teror Mahasiswi UIN Makassar
- Webinar ICONELE UINAM Hadirkan Pembicara Lintas Negara
"Saksi dan korban belum di periksa, karena belum memenuhi panggilan," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo kepada Tagar, Rabu 30 September 2020.
Kombes Ibrahim belum mengetahui persis jadwal pemeriksaan terhadap korban dan juga saksi untuk memberikan keterangan di hadapan penyidik terkait kasus yang dialami 12 mahasiswi UIN Alauddin Makassar ini.
Sementara, pihak Kampus UIN Alauddin Makassar telah membentuk tim investigasi untuk melacak nomor telepon dari pelaku peneror video call tak senonoh tersebut.
Selain itu, kata Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar, Prof Darussalam para mahasiswi yang menjadi korban saat ini telah didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) guna melaporkan ke pihak kepolisian.
"Sementara dilacak nomornya, nomor itu kalau dibuang tetap bisa ditemukan, makanya tetap kita kawal sampai tuntas," kata Prof Darussalam.
Sebelumnya, panggilan video call tak senonoh via aplikasi WhatsAap meneror sejumlah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa.
Belakangan diketahui, jumlah korban yang awalnya delapan orang kini bertambah menjadi 12 orang. Hingga saat ini tim investigasi UIN Alauddin tengah menelusuri apakah ada korban lainnya. []