Polda Menguak Motif Pembunuhan Sadis di Batu Bara

Kepolisian yang menangani perkara pembunuhan Darwin Sitorus, di Kabupaten Batu Bara, melakukan gelar perkara di Polda Sumatera Utara.
Heny boru Sihotang memakai kaus berwarna kuning ketika menggendong anak bungsunya di Mapolda Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Kepolisian yang menangani perkara pembunuhan Darwin Sitorus, di Kabupaten Batu Bara, melakukan gelar perkara di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), Polda Sumatera Utara, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan pada Rabu, 10 Juni 2020.

Peristiwa terjadi Senin, 3 Februari 2020. Dari gelar perkara terungkap bahwa kasus pengeroyokan sehingga Darwin mengembuskan nafas terakhirnya dipicu masalah tangkahan atau lokasi usaha, bukan dikarenakan minum tuak.

Heny boru Sihotang, istri korban pembunuhan itu mengaku sedikit lega karena melalui gelar perkara ini kasus pengeroyokan yang berujung kematian suaminya semakin lebih jelas arah pengungkapannya.

"Saya baru selesai mengikuti gelar perkara yang digelar Polda Sumatera Utara. Ini digelar setelah saya membuat laporan pengaduan ke Bidang Propam," katanya.

Hadir dalam gelar perkara itu Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Indra Pura dan beberapa saksi. Dari hasil gelar perkara, tutur Heny, membuat kasusnya lebih jelas terungkap.

"Kasus ini akan semakin terungkap. Bukan masalah minum tuak, tapi tangkahan," kata Heny, seusai gelar perkara

Dalam gelar tersebut, ada tiga orang dari keluarga Darwin yang dimintai keterangan, yakni Heny dan dua saksi yang dianggap mengetahui peristiwa.

"Saya sampaikan ke penyidik, saya hanya minta keadilan atas kematian suami saya. Suami saya dikeroyok dua puluhan orang, tapi mengapa pelakunya hanya empat orang," tuturnya.

Adapun ke empat tersangka yang sudah ditahan polisi itu antara lain MS, 31 tahun, PPS, GG, warga Kabupaten Batu Bara dan JG, 22 tahun, warga Dusun V Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Masing-masing dari mereka memiliki peran, ada yang memulai perkelahian dan juga melukai leher korban.

Penyidik juga merekomendasikan, hasil pemeriksaan di Polres Batu Bara nanti diminta dikirimkan ke Polda Sumatera Utara

"Suami saya meninggal dengan kondisi yang menyeramkan, lehernya juga terluka. Saya berharap Bapak Kapolda Sumatera Utara memberikan saya keadilan. Saya datang dari Batu Bara," ungkap Heny, sambil mengendong anak bungsunya.

Kepala Sub Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara, Ajun Komisaris Besar Polisi MP Nainggolan membenarkan adanya gelar perkara atas pengaduan istri korban yang meninggal karena dianiaya.

"Hasil dari gelar perkara tersebut adalah penyidik merekomendasikan agar memeriksa keterlibatan seorang pria berinisial BS dalam peristiwa itu," ucapnya.

Sebelumnya, motif peristiwa disebut karena dipicu minum tuak. Tetapi, hasil gelar perkara membuktikan motifnya terkait tangkahan.

"Penyidik juga merekomendasikan, hasil pemeriksaan di Polres Batu Bara nanti diminta dikirimkan ke Polda Sumatera Utara untuk digelar perkara ulang kembali tentang apakah ada keterlibatan BS ini," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Darwin Sitorus, 41 tahun, warga Dusun VIII Desa Kampung Kelapa, dikeroyok hingga tewas di lapo tuak di lokasi penambangan pasir di Dusun Cinta Maju, Desa Pematang Panjang, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara pada Senin, 3 Februari 2020. Dia tewas dalam kondisi leher tergorok.

Aksi tersebut disaksikan tiga penjaga malam lokasi galian C. Mereka langsung kabur dan memberitahu kejadian kepada Heny boru Sihotang, istri korban. Perempuan itu pun menghubungi petugas Kepolisian Sektor Indrapura.

Heny sempat mendatangi kantor Propam Polda Sumatera Utara sebanyak dua kali untuk meminta keadilan. Dia heran karena polisi di Indra Pura hanya menetapkan empat orang tersangka, padahal suami dikeroyok lebih dari empat orang.[]

Berita terkait
Viral, Plang Parkir Khusus Muslim di Batubara Sumut
Foto berisi plang tulisan parkir khusus muslim yang lokasinya di Kabupaten Batubara, viral di media sosial.
Kasat Lantas Polres Batu Bara Dimutasi untuk Pembinaan
Kapolda Sumatera Utara melakukan mutasi terhadap satu perwira berpangkat AKP berinisial FE yang sebelumnya menjabat Kasat Lantas Polres Batu Bara.
Tangis IRT di Polda Sumut, Pembunuh Suami Berkeliaran
Seorang ibu rumah tangga asal Kabupaten Batu Bara mendatangi Polda Sumut. Dia menuntut keadilan atas pembunuhan suaminya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.