Polda DIY Buru Pelaku Teror Molotov di Sleman

Polda DIY memburu pelaku teror molotov di Sleman. Sampai saat ini tiga kasus teror molotov di Sleman belum terungkap.
Kaca jendela rumah Sunarto Dusun Pasekan Kidul, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pecah usai dilempar molotov, Rabu, 11 Desember 2019 dini hari. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Polda DIY turun tangan memburu pelaku teror molotov di Gamping, Sleman, Yogyakarta. Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Semarang dilibatkan untuk mengumpulkan bukti dan petunjuk yang mengarah ke pelaku.

"Labfor Semarang sudah mengambil kain yang digunakan untuk membersihkan sisa bahan bakar untuk menentukan jenis (bahan bakar) yang digunakan pelaku," kata Kabid Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto saat dikonfirmasi Kamis, 12 Desember 2019.

Yuliyanto mengatakan, beberapa teror kejadian dengan menggunakan molotov di Sleman sampai sekarang belum terungkap. Polda DIY berjanji akan membackup penuh Polres Sleman untuk pengungkapan kasus tersebut. "Setelah sekian kali kejadian (teror molotov), Polda akan terus membackup Polres Sleman," katanya.

Informasi yang dihimpun, kasus teror molotov sebelumnya pernah terjadi di Sleman. Rumah milik Daryanto 50 tahun, seorang perangkat desa di Desa Sidoarum, Godean, Sleman dilempari molotov oleh orang tak dikenal, 23 Februari 2018 dini hari. Molotov menghanguskan dua unit mobil yang terparkir di halaman depan rumah.

Selain itu, aksi teror juga menimpa caleg PDIP Sleman, Supriyoko. Mobilnya dibakar oleh orang tak dikenal pada 22 Februari 2019 dini hari.

Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah milik Sunarto 51 tahun di Dusun Pasekan Kidul, Gamping Sleman, dilempar benda yang diduga molotov, Rabu, 11 Desember 2019 dini hari. Kaca jendela depan rumahnya pecah akibat terkena lemparan botol bersumbu berisi bahan bakar itu.

Setelah sekian kali kejadian (teror molotov), Polda akan terus membackup Polres Sleman.

Kepada wartawan, Sunarto mengaku peristiwa tersebut terjadi pada Rabu 11 Desember 2019 dinihari. Akibat molotov tersebut, api dari molotov sempat membakar gorden dan menghanguskan kursi yang berada di dalam rumah korban. Kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.

"Kaget tiba-tiba ada bom masuk lewat jendela. Apinya sempat membesar dan membakar korden dan kursi," kata Sunarto kepada wartawan di lokasi, 11 Desember 2019.

Peristiwa yang terjadi Pukul 02.45 WIB itu diketahui langsung oleh korban yang terbangun usai salat malam. Tiba-tiba korban mendengar ada orang mengetuk pintu rumahnya. Korban juga menjawab "Iya siapa" namun tak ada balasan.

Tidak sempat membuka pintu, korban tiba-tiba mendengar suara lemparan benda botol yang mengenai kaca jendela. Setelah tahu ada sesuatu yang masuk ke rumahnya, korban langsung mengecek ruangan yang menjadi sasaran orang tak dikenal itu. Botol yang berisi sumbu tersebut sudah dalam keadaan terbakar.

Karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, korban beserta keluarganya panik lalu bergegas leluar rumah melalui pintu belakang dan memadamkan api. Benturan yang berasal dari botol berisi sumbu itu juga terdengar oleh warga di sekitar tempat kejadian rumah korban. Warga yang mengetahui juga keluar dan membantu korban memadamkan api.

Korban menduga peristiwa tersebut merupakan salah sasaran, pasalnya korban beserta keluarga mengaku tidak pernah memiliki permasalahan dengan orang lain. []

Baca Juga:

Berita terkait
Rumah Warga di Sleman Yogyakarta Dilempar Molotov
Rumah warga di Sleman, Yogyakarta dilempar molotov, Rabu, 11 Desember 2019 dini hari. Polisi masih mendalami kejadian ini.
Pria di Kulon Progo Nekat Bacok Suami Mantan Istri
Pria di Kulon Progo nekat membacok suami mantan istri. Usai membacok, pelaku melarikan diri dan ditangkap di Sleman.
Komplotan Curi Emas Batangan Rp 150 Juta di Jogja
Komplotan pencuri kembali beraksi di rumah kosong saat siang bolong di Yogyakarta. Kali ini komplotan mencuri emas batangan senilai Rp 150 juta.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.