Pogba Jadi Kapten Man United, Solskjaer Blunder

Rencana manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menunjuk Paul Pogba sebagai kapten tim dianggap sebuah blunder.
Pemain tengah Paul Pogba bakal menjadi kapten anyar Manchester United. Namun langkah manajer Ole Gunnar Solskjaer menunjuk Pogba menjadi kapten dianggap sebagai sebuah blunder. (Foto: dailymail.co.uk)

Jakarta - Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer dinilai melakukan blunder bila menetapkan Paul Pogba sebagai kapten tim. Penunjukan Pogba justru bisa menimbulkan gejolak di ruang ganti karena masih banyak pemain senior di Man United. 

Solskjaer dianggap naif karena menjadikan Pogba sebagai kapten The Red Devils hanya demi mengikat sang pemain agar tidak meninggalkan Old Trafford. Pasalnya Pogba sudah menjadi incaran Real Madrid. Meski belum ada kesepakatan harga, namun bila Madrid memenuhi permintaan Man United, mereka dipastikan bisa membawa Pogba ke Santiago Bernabeu. 

Hanya, Solskjaer memang berharap Pogba bertahan di Man United. Persoalannya Solskjaer menghadapi dilema karena klub membuat kebijakan pemotongan gaji pemain sebesar 25 persen setelah Man United gagal ke Liga Champions. Bagaimana bisa mempertahankan pemain bila gaji diturunkan dan tim tak lagi bermain di kasta tertinggi Eropa. 

Langkah Solskjaer mungkin menjadi upaya terakhir dia untuk membentengi Pogba. Namun mantan bek kanan tim nasional Inggris, Danny Mills menilai Solskjaer melakukan blunder. 

Menurutnya penunjukan Pogba tak berbeda saat David Beckham diangkat sebagai kapten timnas Inggris menggantikan Tony Adams. Padahal penunjukan itu lebih bersifat komersial dan secara bisnis sangat menguntungkan federasi karena sosok Beckham yang menjadi ikon pada era 2000-an. 

Pogba mendatangkan banyak uang bagi klub. Tetapi saat Anda menjadikannya kapten dan memberikan kekuasaan yang lebih besar, situasinya menjadi tidak bagus bagi tim

Persoalannya, penunjukan Beckham menimbulkan persoalan di internal tim karena masih ada seniornya seperti kiper David Seaman, Martin Keown, Teddy Sheringham, Paul Scholes dan Michael Owen. 

"Secara komersial, Beckham memberi keuntungan besar bagi FA dan Inggris. Tetapi itu menjadi problem di internal tim. Saat menjadi kapten, Anda bakal mendikte semuanya. Kapan tim latihan, pemain makan di restoran mana, kapan Anda makan, apa yang Anda lakukan. Semuanya. Sven dan FA membiarkan Beckham memanfaatkan kuasanya," kata Mills. 

Dilanjutkan oleh eks gelandang Manchester City ini. "Persoalannya di timnas ada banyak pemain senior. Bila mendapat perintah dari Beckham, mereka hanya berkata, 'O...nanti dulu.' Itu bukan salah Beckham. Tetapi saat Anda mendapat kuasa, Anda akan memanfaatkannya sesuai keinginan Anda." 

Masih Banyak Senior Pogba

Menurut Mills, hal sama bisa terjadi di Man United karena masih banyak senior Pogba. Ada bek Chris Smalling yang sudah sembilan tahun di Man United. Selain itu ada kiper David de Gea, Ashley Young dan Phil Jones. 

"Pogba memang menjadi daya tarik Man United. Dia yang menjadikan klub mendapat banyak kontrak dengan nilai besar. Pogba mendatangkan banyak uang bagi klub. Tetapi saat Anda menjadikannya kapten dan memberikan kekuasaan yang lebih besar, situasinya menjadi tidak bagus bagi tim," tutur Mills yang menilai perilaku negatif Pogba membuat dia tak layak menjadi kapten tim. 

"Perilaku dia tidak bisa menjadi contoh. Anda menunjuknya sebagai kapten, Man United bakal makin terpuruk," pungkasnya. []

Baca juga

Berita terkait
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.