Jakarta - Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pemkab Embe melangsungkan program Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) guna mengembangkan biomassa dalam mengurangi pemakaian batu bara. Program TOSS ini dilaksanakan di Desa Ranu Kolo, Kabupaten Embe, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Program ini mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional. Selain itu, pengembangan biomassa juga akan mendukung sistem ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan masyarakat sebagai salah satu pelaku utama rantai pasok biomassa dengan mengedepankan semangat gotong royong," jelas Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.
TOSS Ende merupakan solusi pengelolaan dan pengolahan sampah di Kabupaten Ende
Dadan berpendapat, cofiring PLTU dengan bahan bakar biomassa merupakan upaya alternatif dalam mengurangi pemakaian batu bara, namun tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.
"TOSS Ende merupakan solusi pengelolaan dan pengolahan sampah di Kabupaten Ende yang mampu dimanfaatkan sebagai bahan baku energi kerakyatan," kata Bupati Ende Djafar H. Achmad.
Djafar mengatakan, seluruh jajaran Pemkab Ende mendukung penuh program cofiring yang semua bahan dasar berasal dari sampah biomassa yang diolah melalui TOSS. Dengan tema "Dari Ende Flores untuk Indonesia", program tersebut diharapkan bisa menjadi contoh dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan energi kerakyatan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Uji reliability run cofiring pada salah satu unit PLTU Ropa ini akan berjalan selama 3×24 jam (9-11 januari 2021) dengan memanfaatkan pelet TOSS sebanyak 5 Ton per hari yang berasal dari sampah biomassa hasil produksi masyarakat Kabupaten Ende," tutur Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad.
Dia menyampaikan, kegiatan ini adalah implementasi pilar Green dalam transformasi PLN dalam penggunaan energi baru dan terbarukan. []
(Handini Nuramelia)
Baca juga:
- Kementerian ATR/BPN Dapat Penghargaan dari PT PLN
- PLN Perpanjang Subsidi Listrik Hingga Maret 2021
- ICW: Pemerintah Terlalu Memaksakan Proyek PLN 35.000 MW
